Setelah beberapa menit menunggu Ical di persimpangan antara kamar mandi laki-laki dan perempuan diapun keluar. Dia yang tadinya meringis sambil memegangi tangannya, saat dia melihatku dia langsung bersikap layaknya tidak ada apa-apa. Aku hanya bisa tersenyum sinis. "Kenapa, Za?" tanyanya. "Buka lengan tangan lo!" kataku. "Buat apa?" tanyanya polos. "Gue mau liat luka lo." jawabku tak sabaran. "Gue nggak papa. Nggak ada yang luka." akunya. "Terus aja bohong. Terus aja bilang nggak sakit. Terus aja sok kuat." kataku. Dia tersenyum sambil mengedarkan pandangannya ke arah lain. Kebiasaannya yang baru sejak awal pertemuan kami setelah dia kembali. "Obatin kaki lo aja dulu, Za. Lo kan juga lagi sakit." katanya. "Kaki gue nggak papa." kataku kesal. "Terus aja bohong. Terus aja bilang ng