"Gue turun di sini aja deh." kataku. Lalu keluar mobil tepat di depan gerbang rumah Ical. "Thanks." cicitku. Gengsi. "Eh, tunggu!" Ical memanggilku. Aku mengabaikannya. Aku hanya ingin cepat masuk kamar. Mandi dan mendinginkan pikiranku yang mulai kacau. "Assalamu'alaikum.." salamku pada Mama. "Waalaikumsalam," jawab beliau. Aku mencium tangan Mama. Aku memperhatikan wajah Mama. Wajahnya begitu berseri dengan senyumannya yang amat sangat merekah di bibirnya saat melihatku. Dibalik senyumannya yang manis aku menangkap sesuatu yang janggal dan harus diluruskan. "Mama kenapa, Ma? Senyum-senyum gitu?" tanyaku to the point. "Kemaren aja nggak mau disuruh pergi sama Ical. Sekarang aja pulang kuliah sama Ical hahaahaa," Mama tertawa. Ternyata ini yang membuat Mama tersenyum. Dia menerta
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari