Terdengar bunyi getaran telepon genggam beradu dengan meja nakas. Rangga membuka matanya yang masih terasa berat. Dilihatnya jam dinding di salah satu sisi kamarnya masih menunjukkan pukul dua pagi. Waktu dimana orang-orang seharusnya sedang lelap tertidur. Ia membiarkan beberapa detik berharap si penelepon mengurungkan niatnya. Baru saja Rangga menarik selimut dan hendak tidur kembali setelah teleponnya berhenti, smartphonenya kembali begetar. Rangga sedikit menggerutu dalam hati. Ia meraba-raba meja nakas mencari keberadaan smartphonenya. Dilihatnya di layar tertera nomor tidak dikenal. Ia bangkit dari tidurnya dan duduk di tepi tempat tidurnya. Ia menoleh ke arah Ayu dan Keisya yang masih tidur terlelap di sampingnya. Rangga pun memilih keluar dari kamar karena tidak ingin membangun