Aku berjalan mendahului William, memasuki gerbang desa nelayan di pesisir Gracelich. Seharusnya aku tidak melupakan fakta bahwa William adalah seorang Raja. Dia mungkin tampak sembrono dari caranya berbicara, tetapi William bukan orang biasa. Dia tidak lengah dengan trik yang kupikir akan berjalan dengan mulus. Seolah sudah bisa membaca rencanaku sejak awal, William bahkan mengenakan kostum penjaga istana berwarna merah pekat. Alih-alih bisa lari darinya, malah aku yang terkecoh sendiri. "Hey, tunggu aku! Kenapa kau berjalan cepat seperti kuda?" panggilnya dari belakang. "Iya, aku memang kuda. Berhati-hatilah, kaki belakangku mungkin akan menendang bijimu!" Aku menggerutu kesal. Rencanaku mungkin tidak akan berhasil jika William mengekoriku seperti ini. "Wah, kau ini sangat pemarah."
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari