14. Sidang Istimewa

3156 Kata

Aku kembali menggeram seperti emak emak yang lain saat suamiku dan para hot papa masih telanjang d**a menemani Sinta mengakhiri acara pegelaran busana, walaupun kami semua ikutan tepuk tangan. Masalahnya, bukan karena tuh bapak bapak keceh gantian memeluk Sinta yang tertawa tapi para penonton yang jadi riuh bersorak menonton parade roti sobek dan bahu bidang para bapak sultan. Bikin keselkan ya?. “Tahan!!, ngamuknya, sana naik elo di panggil Sinta tuh!!” kata kak Non yang memang berdiri di sebelahku. Aku mengangguk saat suamiku menjemputku di tempatku berdiri untuk ikut naik ke atas panggung. Dia juga mencium bibirku sekilas lalu memberikan buket bunga seperti yang Sinta pegang. Aku di bimbing naik dan dia bertahan merangkul bahuku saat aku tiba di atas panggung, seperti bang Rengga yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN