bab 7

1049 Kata

Tangan Rai masih saja bermain di belakang telingaku, belum lagi hembusan nafasnya menerpa leherku yang membuatku semakin merinding. "Jujur saja, aku tidak tahu kenapa. Mungkin aku hanya ingin kita melakukannya tanpa ada paksaan satu sama lain, mungkin karena aku menginginkan kamu mengenang ku sebagai sosok suami yang baik. Mungkin juga agar kamu bisa merindukanku tanpa merasa bersalah karena berperang dengan kebencian yang kamu rasakan. Aku tidak ingin kamu mengingatku sebagai pria yang telah merusak dan menghancurkan hidupmu selama ini." Seketika otakku lamban untuk berfikir, ini semua karena pengaruh sampanye yang ku minum. "Bagaimana kalau kita menganggapnya sebagai hadiah perpisahan kita?" "Ah, kupikir itu bukan ide yang bagus." Rai tetaplah Raihan yang b******k, yang berlindung d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN