Zam menatap nanar kue yang tergeletak di rumput halaman rumahnya, dan langkah Ayya yang semakin menjauhi rumahnya. Padahal Zam sudah merasa senang Ayya datang dengan membawa kue untuknya nyatanya perempuan itu malah salah paham dan pergi. "Maaf Zam, gara-gara aku, kamu sama dia jadi berantem. Tadinya itu pelukan perpisahan lagian kamu engga balas pelukan aku sama sekali, aku kesini kan mau kasi kamu undangan juga untuk pernikahanku bulan depan." Ia tidak menjawab, kenapa Ayya harus pergi sperti tadi tanpa mendengar penjelasan apapun darinya terlebih dahulu? Padahal Zam ingin sekali memperkenalkan Ayya pada Gea, perempuan yang dulunya sempat membantunya membelikan coklat untuk Ayya. "Itu dia kan? Perempuan yang dulunya kamu ikutan pas masih jaman kuliah? Aku engga tau kalau perasaan ka