DolCEO 8

1068 Kata
Kenneth duduk sendirian di kursi ruang kerjanya, hanya sebuah lampu kecil diatas meja yang menjadi penerangan membuat suasana gelap menjadi semakin terasa tanpa ada cahaya. Sepasang mata hazel melihat foto Jesslyn dengan amarah yang semakin menjadi - jadi. Lamunan Kenneth terganggu saat ia mendengar suara ketukan pintu ruangannya. "Permisi Pak," ujar Hans sambil membuka pintu. "Ada apa?" tanya Kenneth dengan dingin. "Pak, besok pagi Nona Agatha akan dipindahkan ke penjara Silverwater Correctional Complex." "Siapa kepala sipirnya?" "Pak Julian." "Suruh mereka menjaga gadis itu, jangan sampai dia terluka di penjara." "Baik Pak. Saya sudah menghubungi semua pihak yang terkait dan Jesslyn akan di lindungi sesuai dengan perintah Anda." "Atur semuanya jangan sampai ada kesalahan. Jika ada sedikit kesalahan, kamu tahu resikonya untuk dirimu dan keluargamu, 'kan?" Hans menelan salivanya, ia sangat tahu watak Kenneth Davin Alaskar. Atasannya bisa berubah menjadi orang yang kejam, jika rencananya gagal dan tidak akan segan - segan akan memberi perhitungan yang tak pernah dibayangkan orang lain. "Saya tahu Pak." "Baguslah." "Maaf Pak. Dari tadi Pak Darius menghubungi Anda." "Katakan padanya aku sibuk." "Tapi, Pak Darius tidak peduli Pak. Sekarang menunggu ada diruang tamu." "Kenapa kamu mengijinkannya masuk!" "Maafkan saya Pak. Saya akan meminta Pak Darius untuk segera pergi dari apartemen Anda." "Sudahlah. Aku tahu bagaimana Darius, ia tidak akan pergi sebelum aku menemuinya." "Baik Pak." Saat Hans akan keluar dari ruang kerja Kenneth, ia memanggilnya. "Hans." "Iya Pak." "Villa Violet sudah diperbaiki?" "Sudah Pak. Sekarang Villa Violet dalam masa perbaikan dan renovasi lagi sesuai keinginan Anda." Kenneth tidak berkata apapun lagi, ia tahu kinerja asisten pribadinya yang tidak perlu diragukan lagi. Hans sudah 8 tahun ikut dengannya tak mudah mendapatkan orang yang setia dan mengerti dengan sifat, watak, dan segala yang ia lakukan. Hans sudah berada di hadapan Darius. Darius duduk santai sambil memainkan ponselnya, sesekali ia berteriak jika kalah dalam permainan game yang ada di ponselnya. "Permisi Pak Darius. Pak Kenneth bersedia menemui Anda," ujar Hans. "Tentu saja ia mau menemuiku. Aku kan teman baiknya, hahaha," ucap Darius tertawa sendiri. Tapi, Hans tidak merespon dengan gaya bicara Darius. "Hiis, kamu ini terlalu kaku Hans. Janganlah seperti bosmu yang selalu berwajah datar tanpa ekspresi kaya gitu. Hidupmu pasti tak tenang dan stress menghadapi bos yang super galak." "Maaf Pak Darius, silahkan Anda menunggu dulu. Saya permisi," ucap Hans dengan sopan. Darius hanya menggelengkan kepalanya, ia tak menyangka bos dan anak buah memiliki sifat yang sama, bagai pinang dibelah kampak, tapi beda embrio. "Ngeri deh ngeliat kelakuan duet maut itu, aku merinding disko sendiri," ujar Darius bergidik ngeri sendiri. "Siapa yang kamu bilang duet maut," ujar Kenneth. "Eh, my bro, my honey bunny, sweety baby. Akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu," ucap Darius Darius mendekati Kenneth dan merentangkan tangannya ingin memeluk Kenneth. Tapi, respon yang didapatkan hanya dorongan yang membuat tubuhnya limbung hampir jatuh. "Jangan pernah memeluk aku!" ucap Kenneth kesal. "Yaa ampun Ken, kamu ini terlalu kaku kaya kanebo kering susah di peres kalau lagi kering." Kenneth hanya mendelikkan matanya, Darius tidak memperdulikan itu. Ia tetap mengganggu Kenneth. "Ayolah Ken jangan kasar begitu sama aku, aku kan teman baikmu. Hanya aku yang betah tetap ada disampingmu." Kenneth menghela napasnya, memang benar yang dikatakan Darius. Hanya dia temannya dari dulu sampai sekarang, ia tahu ini adalah cara Darius untuk menghiburnya. "Bro ayo kita ke klub, jangan buang waktumu menyendiri disini. Jika kamu ingin menenangkan diri kehutan aja sana biar sepi." "Darius, aku lagi tidak ingin menghabiskan waktuku hanya bersenang-senang tidak jelas. Sudah bukan saatnya lagi." "Udah deh Ken, ikut aku aja. Kamu pasti suka atau aku akan terus menerormu tanpa henti." Kenneth lagi - lagi menghela napasnya, Darius akan terus mengganggunya sampai tujuannya tercapai. Mau tak mau ia pun mengikuti Darius. Tak lama kemudian, Darius dan Kenneth sudah berada di salah satu klub vip yang hanya orang-orang tertentu yang bisa kesana. Kedatangan dua ceo muda dan berpengaruh disambut dengan antusias oleh manajer klub vip. "Selamat datang Tuan Alaskar dan Tuan Borneo. Saya merasa sangat terhormat atas kedatangan Tuan Alaskar, ini kunjungan pertama Anda kan Tuan Alaskar?" Kenneth hanya memasang wajah datar, ia tak menanggapi sambutan khusus pihak klub. Tapi, berbeda dengan Darius, ia terus mengembangkan senyumnya. Apa lagi datang wanita-wanita cantik dan sexy ke dalam ruangan mereka. Darius melihat reaksi Kenneth yang datar jadi tidak enak sendiri. "Silahkan lanjutkan," ujar Darius. Dasar beruang kutub. Tuh wajah tampan bukannya digunakan untuk kebaikan malah wajahnya ditekuk-tekuk begitu sih. Darius membatin. "Perkenankan saya mengenalkan wanita-wanita cantik ini dihadapan Tuan Alaskar dan Tuan Borneo. 6 orang wanita cantik dan sexy ini masih muda dan terpelajar. Mereka primadona, eksklusif, dan terbaik di sini. Hanya menemani pria-pria khusus, di jamin bersih, sehat, dan pintar. Para wanita-wanita pilihan ini juga sangat pintar memuaskan hasrat pria." "Wah memang klub vip yang terbaik." "Silahkan dinikmati, semua rahasia tamu terjamin. Saya permisi dulu." Setelah manajer klub meninggalkan ruangan. Keenam wanita-wanita penghibur itu berhamburan mendekati Kenneth dan Darius. Mereka bersikap manja dan menggoda kedua ceo muda tersebut. Kenneth merasa jengah dengan keadaan yang ada, ia tak suka tempat keramaian. Apalagi ditemani wanita-wanita penghibur yang memang sudah menjadi pekerjaan mereka sehari-hari. Ia melihat ke arah Darius, sahabatnya itu begitu menikmati malam ini. "Darius, aku kembali ke apartemen," ujar Kenneth dingin. "Tapi, kita belum memulai Ken. Nikmati malam ini seakan hari esok kiamat," ucap Darius. "Walau besok ataupun sekarang kiamat tak sudi aku berada disini. Jika bukan karena kamu, aku pastikan tak akan pernah aku ke sini." "Jadi kamu mau nya apa Ken." "Aku mau minum, tapi tanpa wanita-wanita ini. Aku jijik dengan mereka, bukan level. Perempuan rendah tetap rendah!" Perkataan Kenneth membuat 6 orang wanita itu terdiam dan ketakutan. "Kalian keluarlah. Kami akan menghabiskan waktu di ruangan ini tanpa kalian." Akhirnya ke enam wanita tersebut keluar dari ruangan Darius dan Kenneth. Banyak minuman berbagai macam merk di atas meja. Tak lama manajer kembali lagi di hadapan mereka. "Apakah 6 wanita - wanita tidak disukai oleh Tuan Alaskar dan Tuan Borneo? Saya akan menggantinya," ujar Manajer. "Tidak usah! Kamu keluar. Aku hanya ingin keadaan sepi dan minum sendiri." "Ba–baiklah Tuan Alaskar." Kenneth dan Darius minum - minuman beralkohol. Tanpa ditemani wanita manapun, ini lah disukai Kenneth. Di dalam pikiran Kenneth, ia sedang menyusun berbagai rencana membalaskan dendamnya. "Apa rencanamu selanjutnya Ken?" "Aku tidak bisa mengatakannya padamu. Biarlah ini menjadi rahasiaku sendiri." "Iya aku mengerti. Tapi, hidup terus berjalan Ken. Jangan terlalu memikirkan hal yang tidak baik. Gadis itu juga sudah mendapatkan ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya." "Mudah kamu berkata seperti itu Darius, tetapi pada prakteknya sulit." Darius tak bertanya apapun lagi. Ia mengerti rasa sakit dan kehilangan orang yang sangat disayangi. Kenneth kembali larut dalam benaknya, ia masih terus memikirkan Valencia, hanya ada Valencia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN