Sudah lebih dari dua jam sejak Danar mengantarnya pulang, tapi pertanyaan laki-laki itu masih bersarang di benak Alena. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk mengalihkan pikirannya dari hal itu, sayangnya sia-sia. Sekarang, ia hanya berdiam diri di kamarnya sambil terus meyakinkan diri bahwa Auriga Wijaya adalah temannya. Teman baiknya, tidak lebih. Alena menghela napas pelan, mencoba kembali fokus pada n****+ di pangkuannya. Ini adalah n****+ pertama yang Alena beli setelah kembali ke Jakarta. n****+ yang tanpa sengaja mempertemukannya dengan seorang gadis bernama Nada, si pecinta n****+ dan ilmu perbintangan sama seperti dirinya, dan Gamma di sebuah toko buku beberapa bulan lalu. Dan karena pertemuan tak sengaja itu pula, ia justru bertemu dengan Riga. Awal kembalinya ia ke Jakarta, ter