39. Boys Time

1394 Kata

Malam sudah sangat larut. Sebagian besar bangunan pun lampunya sudah mati. Hanya menyisakan nyala lampu di beberapa tidak saja termasuk lampu jalan yang memang dibiarkan menyala. Angin berembus sedikit kencang, membuat siapa saja yang akan langsung mengigil kedinginan jika merasakannya. Angin juga membuat rambut pendek seorang laki-laki berjaket hitam berantakan. Namun, seolah tidak peduli, laki-laki itu masih tetap berdiri bersandar di pagar pembatas atap sebuah gedung apartemen. Riga, dengan mata terpejam justru berdiam di sana sambil merasakan embusan angin yang mencoba menerobos jaketnya. Dingin, tapi cukup meringankan beban pikiran di benaknya. Ingatannya terlempar ke belakang tiba-tiba. Mengingat kapan terakhir kali ia datang dan menghabiskan waktu di atap gedung ini? Satu minggu l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN