Terus melangkah dan terus melangkah, dengan melawan hawa dingin yang mereka rasakan pada tubuh mereka. Yang sebenarnya mereka paksakan, demi rasa penasaran Zacky, tentang mimpi tak biasanya itu.
Mimpi yang mungkin akan membawa sebuah bencana di masa depan nanti. Yang tak mereka sadari sama sekali.
Setelah berjalan cukup lama. Akhirnya Zacky dan Varel tiba di halaman belakang vila itu.
Varel menghentikan langkahnya terlebih dahulu. Yang diikuti oleh Zacky yang berdiri di samping kanannya.
Dua teman karib itu berdiri sejauh 5 meter di depan 7 jajaran pohon kelapa, yang terlihat angker itu. Apalagi dilihat pagi buta seperti ini. Di mana gelap benar-benar sedang meraja. Cahaya hanya terlihat remang-remang di tempat itu.
Tampak Zacky jadi teringat dengan 7 pohon kelapa yang ada di dalam mimpinya. Yang sama persis dengan 7 pohon kelapa yang ada di hadapannya. Walaupun dengan suasana yang berbeda. Di mimpinya itu suasananya senja. Sedangkan saat ini masih memasuki dini hari. Di mana sang raja langit masih terlelap di peraduannya.
"Yang tengah itu, pohon kelapa yang lo maksud," ucap Varel, dengan jari telunjuk ke arah pohon yang ada di tengah dari 7 pohon kelapa yang tumbuh berjajar. Dengan jarak hanya 1 meter dari pohon kelapa satu dengan pohon kelapa lainnya.
Di antara 7 jajaran pohon kelapa itu. Memang pohon kelapa yang berada di tengah yang terlihat paling seram. Pohon kelapa yang di tengah itu. Merupakan pohon kelapa paling tua di antara pohon kelapa lainnya. Jauh lebih tua dari usia vila milik orang tua Varel. Sedangkan 6 pohon kelapa lainnya di tanam bersamaan dengan dibangunnya Vila itu. Sebagai peredam keangkeran dari pohon kelapa tua yang tak pernah berbuah sepanjang usianya. Namun tetap saja hidup hingga saat ini. Padahal berbagai cara telah digunakan untuk menumbangkan pohon kelapa angker itu.
Namun semuanya sia-sia saja.
Walaupun energi negatif dari pohon kelapa tua itu, sudah berusaha untuk diredam oleh 6 kelapa itu. Akan tetapi tetap saja, keangkeran pohon kelapa itu tetap ada hingga saat ini.
Bukan sekedar mitos, tetapi itu sebuah kenyataan. Yang dialami oleh orang-orang yang melewati pohon kelapa angker itu. Di malam hari, bahkan di siang hari bolong pun. Pohon kelapa itu masih terlihat angker.
Pada malam-malam tertentu. Sering terlihat kuntilanak nongkrong di atas pohon kelapa angker itu. Oleh orang-orang yang kebetulan melewati bagian belakang vila milik orang tua Varel itu. Bukannya pohon kelapa angker tua itu tak pernah ingin ditebang. Akan tetapi sebelum berdirinya vila milk orang tua Varel itu berdiri. Pohon kelapa angker tua angker itu. Sudah berkali-kali dicoba untuk ditebang dengan cara apa pun.
Namun pohon kelapa itu tetap berdiri tegak. Bahkan baik orang biasa maupun paranormal yang berusaha untuk menebangnya dengan cara mereka sendiri-sendiri. Semuanya mati secara misterius, yang tak diketahui sebabnya oleh siapa pun. Oleh karena itu ditanam lah 6 pohon kelapa yang mendampinginya. Untuk meredam keangkerannya itu.
"Ya sudah, sekarang kita ke sana. Kita gali harta karun itu," tutur Zacky dengan penuh semangat, sembari melangkahkan kakinya menuju pohon kelapa angker itu, yang diikuti oleh Varel dari belakang. Yang terlihat malas-malasan untuk mengikuti langkah kaki sahabatnya itu.
Terlihat walaupun halaman belakang vila itu dipasangi oleh lampu taman. Akan tetapi tetap saja nuansa mistik masih terasa begitu kental di tempat.
Banyak pasang mata gaib, yang sedang mengawasi mereka. Tanpa dapat dilihat oleh mereka berdua. Jika tidak makhluk halus itu sengaja menunjukan wujudnya kepada mereka berdua.
Zacky lalu berjongkok 30 cm di hadapan pohon kelapa angker itu.
"Iya," jawab Varel singkat. Dengan tatapan mata ke arah kejauhan. Di mana ia melihat bayangan putih yang melompat dari satu pucuk pohon ke pucuk pohon lainnya. Varel tahu, bayangan putih yang ia lihatnya itu adalah kuntilanak.
Namun selama ada Zacky di dekatnya. Varel tak akan takut oleh makhluk gaib apa pun.
Baginya, Zacky adalah superhero nya.
"Tolong lo senterin, daerah yang mau gue gali ya. Rel," pinta Zacky kepada Varel yang berdiri di belakang dirinya, dengan suara lembut. Agar sahabatnya itu, menuruti keinginannya.
Tak ada jawaban dari Varel, yang segera menyenterin daerah yang dimaksud oleh sahabatnya itu. Agar Zacky tak mengoceh kembali.
Setelah Varel mensenterin daerah yang ingin ia galinya. Zacky mulai menggali tanah. Yang menurut feelingnya tertanam buku yang ada di dalam mimpinya itu. Buku yang katanya bisa mengabulkan apa pun permintaan orang yang memintanya kepada buku itu.
Terus menggali dan terus menggali. Hingga Zacky membuat lubang seukuran keramik 30 cm dengan kedalaman 30 cm.
Pemuda nyeleneh itu pun mulai melihat adanya sebuah ujung dari buntalan kain berwarna hitam. Berkat bantuan senter yang di arahkan oleh Varel ke dalam lubang yang sedang ia gali itu.
Varel sendiri terus menatap ke arah kejauhan di mana bayangan putih yang diyakini sebagai kuntilanak terus bolak-balik di atas pucuk-pucuk dari pohon-pohon itu. Seakan demit itu, sedang mengawasi apa yang sedang mereka lakukan.
"Ky, ada kuntilanak di sana. Dari tadi mondar-mandir terus, gue lihat," ucap Varel, masih menatap ke kejauhan. Tanpa melihat sama sekali lubang yang telah dibuat oleh Zacky.
"Lo lagian buat apa ngeliatin kuntilanak itu. Dia jadi merasa kecantikan tahu. Lebih baik lo nongkrong di samping gue. Biar gue bisa lebih melihat isi galian ini. Karena gue udah menemukan sesuatu ...," sahut Zacky dengan penuh semangatnya. Seakan ingin memberikan teka-teki kepada sahabatnya itu.
"Harta karun?" tanya Varel asal tebak, sembari nongkrong di samping Zacky. Sehingga lubang yang dibuat oleh Zacky menjadi lebih terlihat jelas. Di mana bukan hanya ujung ikatan kain hitam yang terlihat.
Akan tetapi sebuah benda dengan bentuk seperti buku dengan panjang 15 cm. Yang dikira oleh Varel adalah kotak berisi harta karun.
"Ya, harta karun. Tapi menurut gue," Zacky lalu tersenyum penuh misteri kepada Varel. Dengan pikiran senang, karena sudah berhasil menipu sahabatnya itu.
"Cepat angkat!" seru Varel dengan penuh nafsu. Ingin mengetahui isi di dalam bungkusan kain itu.
"Sabar dikit kenapa," timpal Zacky, sembari tersenyum tak jelas ke arah sahabatnya itu.
Zacky lalu menarik bungkusan itu kuat-kuat. Hingga dalam satu tarikan, bungkusan itu pun telah ada di tangan kanannya.
Zacky lalu membuka ikatan bungkusan kain hitam itu. Saat bungkusan kain hitam itu terbuka. Terlihatlah buku yang ia cari, dengan posisi sampul depan di belakang.
"Hanya buku?" tanya Varel dengan penuh keheranannya, dan rasa kecewanya itu. Karena perkiraannya itu meleset, bungkusan hitam itu hanya berisi buku. Bukan kotak berisi harta karun.
"Ya, inilah harta karun yang gue maksud," jawab Zacky, lalu membuang kain berwarna hitam ke dalam lubang yang ia buat. Lalu menaruh buku yang ia masukan ke dalam sweater nya.
Zacky lalu berdiri, yang diikuti oleh Varel. Saat mereka berdua berdiri. Mereka berdua merasakan adanya getaran dari pohon kelapa tua itu. Getaran itu seperti getaran gempa bumi.
Zacky dan Varel lalu menatap ke arah pohon kelapa angker yang tak pernah berbuah sepanjang hidupnya itu.
Tampak pohon kelapa angker itu bergetar dengan hebatnya.
Melihat kejadian itu. Zacky menilai jika pohon kelapa tua angker itu akan roboh. Hingga ia pun berbicara kepada Varel.
"Rel, sepertinya pohon kelapa itu mau roboh," ujar Zack, dengan tatapan masih menatap pohon kelapa tua angker itu.
"Iya benar ...," sahut Varel.
Seiring dengan berakhirnya ucapan Varel itu. Tiba-tiba saja. Pohon kelapa tua angker itu roboh ke arah depan. Untung saja Zacky dan Varel bergerak cepat. Mereka berdua berlari ke arah kanan, hingga sejauh 4 meter dari robohnya pohon kelapa tua angker itu.
"Untung saja kita dapat menghindari robohnya pohon kelapa itu," kata Zacky, lalu tersenyum ke arah Varel. Yang tampak tengah berpikir.
"Setahu gue, pohon kelapa tua angker itu enggak bisa ditebang sama siapapun. Sekarang roboh saat buku itu lo ambil. Ini Aneh?" tutur Varel, dengan pertanyaan besar di benaknya.
"Bukannya itu bagus. Sarang setannya udah enggak ada lagi," respons Zacky dengan penuh kebahagiannya.
"Masalahnya bukan itu, Zacky .... Lebih baik lo tanam lagi buku itu ke tempat semula. Biar engfa terjadi hal aneh-aneh yang akan terjad nanti," pinta Varel kepada Zacky, yang ditolak mentah-mentah oleh Zacky.
"Engga mau!" jawab Zacky dengan ketusnya, lalu melangkahkan kakinya dengan cepat. Untuk menuju ke vila milik orang tua Varel kembali.
"Ky, tunggu gue!" ujar Varel sambil mengikuti langkah Zacky dengan langkah kaki yang cepat. Hingga napasnya pun memburu.