Bab 4. (Robohnya Pohon Kelapa Angker)

1177 Kata
Pagi-pagi sekali. Berita robohnya pohon kelapa tua angker, yang tak pernah berbuah sepanjang hidupnya. Yang dianggap angker oleh orang-orang yang tinggal di sekitar wilayah itu telah tersebar luas, tanpa terkendali. Menyebar dari mulut ke mulut, tanpa dapat dicegah oleh siapa pun. Bagai air bah, yang turun dari pegunungan. Yang tak dapat dicegah oleh apa pun. Pohon kelapa angker yang menjadi momok mengerikan di daerah itu selama ini. Telah tumbang tanpa diketahui sama sekali sebabnya oleh mereka. Namun hal itu tak dipedulikan oleh mereka. Yang menganggap robohnya pohon kelapa tua angker itu sebagai sebuah anugerah yang sangat luar biasa sekali. Yang datangnya dari Tuhan sang pencipta semesta. "Alhamdullilah ya, Mang. Pohon kelapa angker itu, roboh dengan sendirinya," kata gadis berpakaian kuning, kepada lelaki dewasa yang ada di sampingnya. "Iya, Neng. Ini anugerah buat kita semua. Anugerah yang datangnya dari Allah," sahut lelaki dewasa bersarung itu, dengan penuh kebahagiannya. Penduduk di sekitar vila itu terus berdatangan untuk melihat anugerah yang datang kepada mereka. Anugerah yang sangat dirindukan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar vila milik orang tua Varel, selama ini. Seakan anugerah itu menepis tentang rumor yang berkembang selama ini. Jika pohon kelapa angker itu tak mampu ditebang untuk dirobohkan oleh siapa pun. Walaupun dengan melibatkan orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural. Seperti paranormal, yang sangat memahami dunia gaib. Masih terbayang tentang ingatan mereka. Betapa sulitnya mereka merobohkan pohon kelapa angker itu. Berbagai cara telah dicoba. Banyak orang yang nekat berusaha untuk menebang pohon kelapa angker itu. Yang seakan seakan teror bagi mereka semua. Teror yang benar-benar bisa membuat gila dan ketakutan, jika melewati pohon kelapa angker pada malam hari. Namun alat yang mereka gunakan seakan tak berfungsi sama sekali. Bahkan beberapa jam kemudian mereka pun mati secara misterius. Mereka lalu menyakini, jika pohon kelapa angker itu dihuni oleh banyak makhluk gaib. Yang tak ingin tempat tinggal mereka selama ini, dimusnahkan oleh manusia. Mereka beranggapan jika pohon kelapa angker itu, adalah istana para demit. Pohon kelapa tua angker itu bagai istananya makhluk-makhluk gaib, yang mustahil dapat ditebang oleh orang biasa. Mereka lalu memanggil paranormal yang ada di daerah itu untuk mengatasi masalah yang tengah mereka hadapi. Dengan harapan paranormal itu dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi, secepat mungkin. Tetapi nasib lebih s***s menimpa para paranormal yang mereka panggil. Para paranormal itu mati di dekat pohon kelapa angker itu. Dengan keadaan yang sangat mengenaskan sekali. Tubuh para paranormal itu gosong. Seperti habis disambar petir saja. Para warga pun menyerah pada kenyataan yang ada, jika pohon kelapa angker itu, mustahil bisa ditebang oleh mereka. Mereka tak ingin menebang lagi pohon kelapa angker itu. Dengan banyaknya risiko yang harus mereka tanggung. Hingga keajaiban itu pun tiba. Pohon kelapa angker itu roboh sendiri menurut keyakinan mereka. Padahal pohon kelapa angker roboh, akibat dari ulah Zacky yang mengambil buku gaib didekat pohon kelapa angker itu. Yang menyakini jika ulahnya dan Varel tak ada yang mengetahuinya sama sekali. Tak ada saksi mata, yang menyaksikan kegiatan yang mereka lakukan di dini hari tadi. Sebenarnya penjaga vila milik orang tua Varel tahu. Sebab robohnya pohon kelapa angker itu. Karena dini hari tadi. Ia melihat apa yang dilakukan oleh Zacky dan Varel dari kejauhan. Namun ia tak ingin ikut campur dalam urusan dua pemuda itu. Saat ia menanyakan tentang robohnya pohon kelapa angker itu kepada Varel. Yang menjawabnya, tak tahu tentang kejadian robohnya pohon kelapa angker itu sama sekali. Penjaga Vila itu tak ingin mengorek keterangan lebih lanjut kepada Varel maupun Zacky. Padahal ia menyimpan bukti atas perbuatan mereka berdua. Yaitu sendok semen, kain berwarna hitam dan lubang yang digali oleh Zacky. Semua bukti itu merupakan kecerobohan dari seseorang bernama Zacky Prasetia. "Dasar anak kota, mereka pasti tak tahu risikonya. Dengan apa yang sudah mereka lakukan itu," kata Penjaga Kebun itu, di antara kerumunan penduduk desa itu. Setelah Varel dan Zacky meninggalkan Vila itu. Penjaga kebun itu lalu menutup lubang bekas galian Zacky dan mengubur kain berwarna hitam di dalam lubang itu. Sesudah itu ia meminta bantuan teman-temannya untuk mengangkat batang pohon kelapa tua itu. Akan tetapi, walaupun sudah dibantu oleh 10 orang lelaki dewasa. Batang pohon kelapa angker itu tetap tak dipindahkan dari tempat itu sama sekali. Pohon kelapa angker itu, bagai menyatu dengan Bumi. Hingga mereka pun menyerah, dan membiarkan batang pohon kelapa angker itu tetap di tempat itu. Karena mereka sudah tak memiliki pilihan lainnya. Inginnya tukang kebun itu bercerita kepada teman-temannya tentang siapa yang membuat roboh pohon kelapa angker itu. Akan tetapi ia mengurungkannya. Ia takut masalah ini, malah akan membesar. Dan ia menjadi terseret dengan masalah yang dibuat oleh dua pemuda kota itu. Tukang kebun itu lebih memilih menutup rapat-rapat, dengan apa yang sudah ia lihatnya itu. Hingga hujan pun turun, membubarkan kerumunan itu begitu saja. "Lebih baik aku simpan semua ini sendiri. Aku tak ingin terlibat dalam masalah ini," kata Tukang Kebun itu di dalam hatinya. Lalu meninggalkan tempat itu bersama, dengan yang lainnya. ** Pagi-pagi sekali Zacky dan Varel meninggalkan Vila itu, dengan mobil yang dibawa oleh Varel untuk kembali Ke Jakarta. Mereka berdua seakan tergesa-gesa meninggalkan vila itu. Seakan mereka tak ingin diketahui, sebagai penyebab robohnya pohon kelapa angker itu, oleh siapa pun. Jika tidak, masalah akan timbul mengikuti mereka. Seperti itu pikiran Zacky dan Varel. "Gila lo ya. Gara-Gara lo, gue harus pagi-pagi balik ke Jakarta!" gerutu Varel, sambil menyetir mobilnya, kepada Zacky yang ada di sampingnya. "Anggap saja ini petualang, bro. Kapan lagi lo kayak gini. Hidup lo kan selama ini datar-datar aja," sahut Zacky, lalu tertawa terkekeh,dengan penuh kebahagiannya. "Tapi engga begini juga kali. Gue serasa penjahat yang lagi melarikan diri. Menghindari kejahatan yang sudah kita lakukan," sahut Varel, dengan ketusnya. "Sudah ah, gue ngantuk. Gue mau molor ...," jawab Zacky lalu memejamkan sepasang matanya. Dan lalu tertidur begitu saja di dalam mobil itu. "Dasar Tukang Molor!" kata Varel kepada Zacky dengan begitu kerasnya. Namun Zacky tetap saja tertidur dengan pulas nya, seakan jiwanya benar-benar sudah berada di alam mimpi indahnya. Varel pun lalu terdiam. Lebih fokus dalam menyetir mobilnya. Dengan pikirannya yang menuju ke arah buku aneh yang diambil oleh Zacky. "Sebenarnya buku macam apa yang diambil oleh Zacky. Apa benar buku itu dapat mengabulkan permintaan pemintanya?" tanya Varel di dalam hatinya, dengan rasa penasaran yang tinggi. "Kalau benar, pastinya aku akan meminta sebuah permintaan pada buku itu," ujar Varel di dalam hatinya, berbunga-bunga. Membayangkan apa yang akan dimintanya, dapat dikabulkan oleh buku misterius itu. Varel lalu melirik ke arah Zacky yang tertidur pulas. Niat isengnya pun datang. Tangan kirinya pun menarik kuping Zacky dengan kerasnya, lalu melepasnya. Dengan tertawa yang ia tahannya. "Jangan iseng. Gue kempesin lo Rel," ucap Zacky, yang sebenarnya sedang mengigau. "Tahu saja, walaupun sudah tertidur pulas seperti itu," ujar Varel di dalam hatinya. Lalu mempercepat laju mobilnya, agar cepat sampai di rumahnya, di Jakarta. Namun Zacky tetap tertidur dengan pulas nya. Walaupun mobil yang dikemudikan oleh Zacky melaju lebih cepat dari yang tadi. Ya, namanya juga Zacky si Kang Molor. Sedangkan julukan Varel si Kang Makan. Yang sedang mengemudikan mobilnya, dengan perut yang mulai merasakan lapar. Yang semakin tak mampu ia tahan lagi. Karena cacing-cacing di dalam perutnya terus menari-nari dengan kencangnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN