Bab 19. (Pengakuan Bella)

1113 Kata
    Berita tentang perubahan hidung Bella yang pesek menjadi mancung secara mendadak. Telah membuat para tetangga Bella menjadi begitu terkejut. Berita itu begitu cepat menyebar. Padahal hanya 3 orang yang berjumpa dengan Bella di pagi itu secara langsung. Saat dirinya membeli nasi uduk di warung langganannya, tadi pagi.      Berita itu disebarkan oleh dua ibu-ibu tukang gosip, yang merupakan musuh ibu dari Bella. Karena iri dengan ekonomi keluarga Bella. Yang jauh lebih baik dari ekonomi keluarga dari ibu-ibu tukang gosip itu.      Padahal ibunya Bella bersikap biasa-biasa saja, tak pernah memamerkan apa pun terhadap kedua tetangganya itu.     Bella menjadi begitu risih. Hingga saat ia pergi dengan menggunakan motornya untuk ke kampusnya. Para tetangganya memandangnya dengan penuh selidik, terhadap hidungnya yang sudah menjadi mancung. Padahal dirinya telah memakai masker bermotif doraemon.     "Dasar ibu-ibu tukang gosip, cepat sekali mereka menyebarkan gosip tentang hidungku ini," kata Bella di dalam hatinya. Dengan mempercepat laju motornya, saat telah tiba di jalan raya. Agar dirinya lebih cepat tiba di kampusnya.     Bella terus melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Hingga akhirnya dirinya pun tiba di area kampusnya. Gadis itu langsung saja memarkirkan motornya diparkiran kampus itu. Ia lalu melepaskan helm yang ia kenakan. Yang ia taruh di stang motornya.     "Memakai masker pun, aku rasa percuma. Cepat atau lambat. Semuanya akan tahu, kalau hidungku sudah berubah menjadi mancung. Aku hanya tinggal mencari alasan saja, tentang perubahan hidung ini," kata Bella di dalam hatinya. Lalu membuka masker bermotif doraemon, yang langsung ia taruh di dalam saku celana jeansnya.     Gadis yang kini berhidung mancung, akibat dari permintaannya yang dikabulkan oleh Dewa Kartu. Terus melangkahkan kakinya, menuju kelasnya dengan penuh percaya dirinya. Seakan dirinya seorang model yang sedang berjalan di atas catwalk.     Benar saja dengan apa yang dipikirkan oleh Bella. Bukan hanya orang-orang di tempatnya tinggal. Yang merasa heran atas perubahan hidung Bella itu. Namun teman-teman kampusnya merasa heran. Saat berpapasan dengan Bella. Mereka tak habis mengerti. Kenapa hidung Bella yang pesek. Bisa berubah menjadi mancung dalam waktu singkat. Padahal kemarin hari, mereka masih melihat hidung Bella masih pesek.     Mereka pun lalu bertanya kepada Bella. Yang dijawab ala kadarnya olehnya. Tanpa memberitahukan kejadian yang sebenarnya.      "Bell, ko hidung lo bisa jadi mancung sih?" tanya Riska, yang berhidung pesek, dengan penuh selidik. Berharap Bella memberi jawaban atas pertanyaannya itu. Agar dirinya dapat mengikuti jejak Bella. Hidungnya menjadi mancung dalam waktu sekejap.     "Gue juga engga tahu. Tahu-tahu pas gue bangun, hidung gue udah kayak gini," jawab Bella, mendustai Riska yang sedang berjalan bersama teman-temannya. Karena ingin mengorek keterangan dari Bella. Semuanya tak ada yang percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bella. Yang bilang tak tahu, kenapa hidungnya bisa mancung. Tahu-tahu saat dirinya terbangun hidungnya sudah menjadi mancung seperti itu.      "Masa?" ucap Riska, tak mempercayai perkataan Bella sama sekali.     "Terserah ...," sahut Bella dengan santainya. Benar-benar tak ingin memberitahu tentang rahasia hidungnya bisa menjadi mancung seperti itu. Sambil meninggalkan teman-temannya itu.     Gadis itu berjalan cepat, seakan ingin menghindari teman-temannya itu. Dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan perubahan hidungnya itu.     Dan spekulasi pun berkembang dengan liarnya. Jika hidung Bella yang pesek telah ditarik oleh jin saat dirinya tertidur. Hingga saat Bella terbangun hidungnya yang pesek pun telah berubah menjadi mancung.      Bella pun hanya tertawa di dalam hatinya. Mendengar desas-desus teman-teman kuliahnya itu. Yang    masih sempat ia dengar dengan begitu jelas.     Bella tak pernah berpikir. Jika permintaan terdalam hatinya. Agar hidungnya menjadi mancung. Akan membuat kehebohan dimana-mana.     Semua teman kampus Bella, boleh tak tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi di balik hidung mancungnya itu. Akan tetapi Erin dan Mimi tahu, hidung Bella itu mancung. Karena permintaannya sudah dikabulkan oleh Dewa Kartu.      Andai saja Wisnu, Varel, Zacky dan Janu masuk kuliah hari ini. Pasti mereka berempat pun sudah dapat menduga. Apa yang sebenarnya terjadi dengan mancungnya hidung Bella. Tanpa harus bertanya sama sekali dengan Bella.     Walaupun Erin dan Mimi mengetahui rahasia itu. Akan tetapi mereka berdua tak membuka rahasia itu kepada teman-temannya. Mereka berdua tetap terdiam, tak membicarakan perihal itu kepada Bella, di hadapan teman-temannya. Hingga seluruh mata kuliah yang mereka ikuti usai. Mimi dan Erin mencegah Bella untuk keluar dari dalam kelas mereka yang telah kosong.      Mereka bertiga tampak berdiri di depan pintu kelas mereka. Dengan posisi Bella menghadap ke arah Mimi dan Erin.     "Bella gue tahu, kalau permintaan lo itu udah dikabulkan sama Dewa Kartu," tanya Erin langsung the to poin kepada Bella. Yang tak ingin menyembunyikan tentang kejadian itu, kepada kedua sahabatnya itu.     "Iya," jawab Bella dengan jujur.     "Jadi lo ketemu langsung dan melihat wujud makhluk gaib itu?" sambung Mimi dengan penuh selidik. "Enggak, gue cuma ngedenger suaranya aja," sahut Bella.     "Lalu bagaimana caranya, Dewa Kartu mengabulkan permintaan lo?" tanya Mimi, dengan penuh selidik. Akan tetapi sebelum Bella menjawab pertanyaan itu.     Tiba-tiba saja ponselnya berdering dengan kerasnya. Bella lalu mengambil ponselnya dari dalam kantong celananya. Saat melihat nama yang menelepon dirinya pada smartphone layar sentuhnya itu.  Bella sedikit terkejut. Karena tumben-tumbennya Janu menelepon dirinya.      Tanpa berpikir panjang lagi, Bella pun segera menerima panggilan dari lawan ngetreknya selama ini. Tanpa mempedulikan pertanyaan Mimi tadi.     "Halo," ucap Bella mengawali perbincangan seluler itu.     "Halo juga pesek ...," sahut Janu, menyebut nama ejekan Bella selama ini. Tanpa ia mengetahui sama sekali, jika hidung pesek Bella telah berubah menjadi mancung. Karena permintaannya sudah dikabulkan oleh Dewa Kartu.         "Enak aja lo manggil gue pesek. Sekarang hidung gue mancung tahu ...," Bella pun lalu terkekeh.     "Enggak mungkin, hidung lo bisa mancung kalau enggak operasi mah ...," sergah Janu dengan ketidak percayaannya itu.     "Kalau lo enggak percaya. Lo lihat aja sendiri, saat kita ngetrek nanti,"sahut gadis itu.     "Sayangnya gue baru aja sampai di Bandung. Masa gue mau balik lagi ke Jakarta. Cape euy ...," jelas Janu.     "Lo bolos bareng Wisnu, Zacky sama Varel ya?" tebak Bella.     "Enak aja, gue bolos karena nenek gue mau ketemu gue. Cucunya yang paling ganteng ini. Kalau mereka bertiga memang hobinya bolos," jelas Janu dengan penuh percaya dirinya.     "Oh begitu. Jadi malam ini kita enggak jadi ngetrek?" tanya Bella.     "Ya enggaklah .... Kecuali lo mau nyamperin gue ke Bandung," sahut Janu mencandai Bella.     "Ogah ...," jawab Bella lalu tersenyum sendiri.     "Kalau begitu gue mau tidur. Hp gue juga, gue mati'in. Biar enggak ada ganggu gue sama sekali," seusai mengucapkan hal itu. Janu lalu memutuskan hubungan seluler itu.      Bella lalu menaruh ponsel layar sentuhnya ke dalam kantong celana jeansnya kembali. "Si Janu yang telepon lo?" tanya Mimi.     "Iya, Janu sekarang lagi ada di Bandung," sahut Bella.     "Bell, lo mau ikut kita ke Kota Tua enggak?" tanya Erin, menyambung dalam perbincangan itu.     "Enggak. Memang lo sama Mimi mau ngepain ke sana?" tanya balik Bella.     "Mumpung si Wisnu lagi ke Depok. Gue sama Mimi mau mejeng dong ...," timpal Erin dengan gaya genitnya. Sembari keluar dari dalam kelas itu yang diikuti oleh Mimi dan Bella, dengan penuh keceriaannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN