Waktu cepat berlalu, usia kandungan Ziah memasuki empat bulan. Pengajian empat bulanan Ziah akan dilakukan. Raka memanggil Wira agar menemuinya di rumah. Wira datang ke rumah Raka, setelah jam kerjanya selesai. Raka, Tari, Soleh, dan Cantika yang menemuinya. Mereka berlima duduk di ruang tamu rumah Raka yang luas. Wira merasa sedikit cemas, takut kalau ia sudah dianggap membuat kesalahan. "Wajahmu kenapa tegang begitu, Wira?" Tanya Tari. Bibir Tari tersenyum melihat ketegangan yang diperlihatkan Wira. "Maaf, Nini. Apa aku ada berbuat salah?" Tanya Wira akhirnya, tak bisa lagi menyimpan pertanyaan itu di dalam hatinya. "Kamu merasa salah, tidak?" Tari balik bertanya. "Aku sendiri, merasa tidak ada berbuat salah, Nini. Tapi, entahlah kalau mungkin saja aku ada khilaf." Wira menundu