TERJERAT CINTA MAS DUDA 12 Hadyan membaringkan Khalisa di atas tempat tidur secara perlahan. Dia menatap raut cantik itu dengan sorot sendu. Tangannya lantas menggapai saklar lampu utama, menekan tombol off dan menyisakan penerangan seadanya dari lampu tidur. "Kenapa?" tanyanya menanggapi panggilan Khalisa. Netranya masih menyorot dalam. Sesekali jakunnya terlihat turun naik. "Mas mau apa?" tanya Khalisa semakin gugup. Jantungnya seketika berdegup tidak karuan. Hadyan tidak menjawab. Laki-laki itu terus menatap Khalisa dengan sorot sendu. Tanpa menjawab pun dia yakin Khalisa tahu dia mau melakukan apa. "Mas .... Aku belum siap." Khalisa memberanikan diri bicara. Sebenarnya dia takut Hadyan kecewa dan marah. Laki-laki itu berhak atas dirinya kapan saja. Bahkan Khalisa pernah mendengar