Chapter 25

917 Kata
Happy reading... Tap lovenya jangan lupa kuy... Typo koreksi ya... ____ Setelah mengantar Raka ke sekolah Clarissa berangkat kerja bersama Andre. Genggaman tangan mereka tidak pernah lepas. Lelaki di sampingnya selalu mengeratkan tangan yang terjalin. Mengabaikan jika mereka menjadi tontonan pegawai cafe yang lain. Sampai di depan ruang loker ganti baju karyawan khusus wanita barulah tautan itu terlepas. Andre mengulas senyum, wajahnya sudah lebih cerah. Meski sikap takut Raka tadi masih menganggunya, lelaki itu tetap mencoba kembali mendekati bocah tampan itu. Dan berjanji akan mengajaknya jalan-jalan dan hanya di balas ragu anak laki-laki itu. "Kak." "Hmm." "Apa terjadi sesuatu. Kenapa Raka jadi agak pendiam sekarang kalau ketemu kakak. Maaf Cla bukannya mau menuduh apa-apa Cla cuma--" Andre mendesah, "Salah aku Love." Alis Clarissa terangkat tidak mengerti. "Maksud kakak." Andre menyandarkan tubuhnya ke tembok kepalanya mengenadah ke atas. "Semua salah aku Love. Aku tidak bisa menahan emosi aku waktu itu. A-aku kelepasan memukul Arkan di depan Raka." Mata Clarissa terbelalak lebar, ia menutup mulutnya kaget. Memandang Andre lama. Melihat wajah menyesal kekasihnya membuatnya mendesah pelan. Ia tidak tahu harus marah atau bagaimana. Tindakan Andre memang salah, tapi pasti ada sesuatu yang membuat Andre melakukannya. "Kamu marah Love." Tanyanya pelan. Menggeleng, "Tidak. Aku nggak marah sama kakak. Aku yakin pasti ada sebabnya kakak melakukan itu. Dan aku nggak tahu apa itu." Clarissa mendekat menggenggam tangan Andre lembut dan mengusapnya pelan. "Kamu benar. Kamu benar Love. Aku melakukannya karena aku merasa pria itu ingin mengambil kamu dan Raka. Aku menjadi iri karena kedekatan kalian. Maafkan aku." Ujarnya menyesal. Grep. Clarissa memeluk Andre erat, helaan napas berat terasa di pundaknya. "Tidak apa-apa kak." "Aku ingin egois. Tapi aku benar-benar merasa akan jadi orang terjahat kalau aku melakukannya. Maafkan aku love. Aku hanya tidak mau kehilangan kalian berdua. Kalian sangat berarti buatku." Ungkapnya. Lama keduanya berpelukan sampai Clarissa mengurainya. Memberi senyum hangat kepada sosok di depannya. "Nanti Cla coba bujuk Raka. Kakak jangan khawatir ya. Raka nggak mungkin benci kakak. Dia pasti cuma masih kaget. Cla akan bicara sama Raka baik-baik." Andre mengangguk, "Terima kasih Love." Keduanya saling melempar senyum, Andre mengusap surai Clarissa pelan. "Aku ke kantor dulu. Selamat bekerja Love." Clarissa membalas berdehem pelan. Andre beranjak meninggalkan wanita itu yang menatap punggung Andre dengan perasaan gundah. Maafkan Cla Kak. Cla bahkan sudah---. ____ Anita dan anggota keluarganya sudah kembali lagi ke rumah. Sambutan hangat para asisten rumah tangga terutama Bi Inah membuat Anita tersenyum haru. Tidak menyangka jika orang-orang yang ia kenal masih berada di rumah suaminya. "Selamat datang Nyonya. Bibi senang bisa melihat Nyonya lagi." Seru Bi Inah bergetar. Anita yang duduk di kursi roda mengangguk pelan, beliau membalas hangat. "Terima kasih Bi. Saya juga senang bisa melihat Bi Inah lagi." Semuanya masuk ke dalam rumah. Arkan berdiri di belakang Anita mendorong kursi roda sang ibu penuh hati-hati. Di sisi kanan dan kiri Josh dan juga Nayla berdiri. "Masih sama." Ucap wanita paruh baya itu tersentuh. "Tentu Ma. Kami nggak akan ganti apapun yang sudah Mama tata. Karena kami yakin kita bisa berkumpul bersama lagi." Papar Arkan lembut. Anita menatap sekelilingnya dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih sayang." "Sekarang Mama istirahat ya." "Biar Papa yang bawa Mama ke kamar. Kalian istirahat saja." "Aku mau ke sekolah Raka Pa." "Oh iya. Bawa kemari ya Arkan. Biar ketemu sama Mama." "Tunggu dulu. Raka itu siapa?" Sela Anita bingung sendiri. Ia menatap suami dan anaknya bergantian. Nayla sudah cekikikan geli di samping sang ibu. Apalagi melihat raut kebingunan beliau. "Kejutan. Nanti Arkan ceritain semuanya. Sekarang Mama istirahat saja dulu. Arkan mau periksa kerjaan sebentar." "Kalian sekarang main rahasia-rahasian sama Mama." Rajuk Anita bernada mengambek.  Semua orang tertawa. Bi Inah menatap haru keluarga majikannya. Semoga kebahagiaan keluarga ini kembali hadir. Amin. Josh membawa istrinya masuk ke dalam kamar. Mengabaikan suara protesan sang istri yang kesal dan masih penasaran dengan nama Raka. Arkan sudah berada di dalam ruang kerjanya memeriksa beberapa file yang harus ia selesaikan. Pekerjaan sangat banyak beruntung Josh mau juga membantunya selama ia berada di rumah sakit. Arkan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, menatap dengan rona bahagia pada wallpaper layar. Foto Raka, dirinya dan Clarissa saat berada di puncak. Sebelum pulang Nayla meminta mereka foto bersama di halaman villa. Flashback on. "Semua sudah siap. Ayo berangkat." "Tunggu dulu kak." "Ada apa." Tanyanya saat akan membuka pintu mobil. Beruntung di villa ada mobil Pajero Sport milik ayahnya yang setidaknya bisa menampung muat mereka semua pulang ke Jakarta. "Ambilin foto Nay sama Raka dulu." "Foto?" "Dimana? Disini?" Nayla mengangguk cepat. Gadis itu berjalan menghampiri Raka yang masih berdiri di dekat pintu bersama ibunya. "Raka ayo foto bareng Ante." Bocah tampan dengan setelan kaos berwarna putih dan celana selutut itu mengangguk semangat. Arkan menggeleng kepalanya melihat keduanya. Entah berapa banyak pose yang ia ambil untuk keduanya. Ada pula foto mereka bertiga. Nayla, Raka dan Clarissa. "Ayo kakak foto juga." "Hah." "Kakak ayo foto juga. Raka mau kan foto sama Ayah?" Lagi lagi bocah tampan itu mengangguk semangat. Arkan menghela napas pelan. Tidak mungkin menolak. Apalagi ini keinginan putranya. Akhirnya mereka bersua foto bersama. "Kak Rissa. Ayo foto bareng kakak. Jangan malu." Deg. Jantung Arkan berdebar saat kedua matanya beradu pandang dengan wanita cantik dengan dress putih senada dengan putra mereka. Dia bisa melihat wanita cantik yang tidak lain adalah Clarissa melangkah ragu kearahnya dan Raka. Satu. Dua. Tiga. Cekrek. Foto yang di ambil hanya sekali itu terabadikan di layar ponselnya. Pose dimana dirinya berdiri berdekatan dengan Clarissa dan Raka ditengah-tengah mereka senyum merekah tercetak di wajah ketiga. Flashback off. "Terima kasih Nayla." Ucapnya ia tujukan pada sang adik yang sudah berjasa, sambil menatap gambar di depan matanya. Aku harap kebersamaan kita tetap terjalin Rissa. Aku sayang kalian berdua. Cup. Arkan mencium layar ponselnya dengan buncah rasa penuh harap dan bahagia. ____ Tbc>>> Ayo ayo menuju part2 menegangkan lagi nih.... Next atau nggak nih....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN