Tidak Tau Diri

1012 Kata
Don’t Say Love Episode 4 "Hueek!" Rindu memuntahkan isi perutnya, Rindu segera membekap mulutnya dan berlari ke toilet. Sebagian isi perutnya sudah membasahi karpet di bawah kakinya bahkan ada yang mengenai William.Rindu segera memuntahkan semua isi perutnya.di wastafel yang di dalam toilet,  dia sampai merasa tenggorokannya pahit karena sudah tidak ada yang bisa dimuntahkan lagi hingga cairan berwarna kuning yang keluar. Keluar dari kamar mandi, Rindu merasa seluruh tubuhnya lemas, dia bahkan sampai harus berpegangan pada dinding agar bisa melangkah. Rindu merasa lega karena William sudah tak ada di kamar lagi. dia duduk di atas tempat tidur untuk beberapa waktu sampai lemas yang dirasakannya hilang. Setelah merasa agak baikan dia segera berdiri dan mengambil koper kecil  dan mulai mengisinya dengan pakaian miliknya. Rindu yang memasukkan baju-baju yang dibelinya dengan uangnya sendiri  bukan baju-baju yang dibelikan William dan Angel. Dengan langkah gontai Rindu keluar dari kamar dan berharap tidak bertemu dengan kedua  manusia laknat itu, sayangnya keinginannya tidak terkabul karena ternyata Angel justru menghadangnya di ruang tamu. Wajah Angel sama sekali tidak manis seperti biasanya, padahal biasanya wajah itu selalu tersenyum manis membuat semua orang yang melihatnya akan langsung suka.  Angel menatapku dengan mengangkat dahunya, kedua tangannya terlipat di dadanya membuanya terlihat angkuh. Wajahnya menatap Rindu penuh amarah. "Syukurlah kalau tahu diri!" katanya sinis. "Apa? Tahu diri? Kamu yang tidak tahu diri!" Untuk pertama kalinya Rindu berteriak pada Angel.Rindu merasa sangat marah pada Angel, kalau bukan Angel yang membawanya pada masalah ini, mana mungkin dia terlibat. Rindu sungguh merasa tertipu pada penampilan Angel, dia sama sekali tak menyangka ternyata malaikat kecil ini adalah seorang iblis. Wajah cantik Angel yang innocent selalu memikat orang lain, tak hanya pria para wanitapun banyak yang suka dan ingin menjadi sahabatnya. Rindu yakin tak akan ada orang yang percaya Angel melakukan hal menjijikkan seperti itu, diapun tak akan percaya kalau tak melihatnya langsung. Rindu yakin kalau dia bercerita yang lainpun mereka tak akan percaya.”  "Setidaknya kalau kamu melakukan hal busuk, jangan melibatkan orang lain!" Kata Rindu dingin. Rindu melanjutkan langkahnya yang sempat dihentikan olehnya, Rindu melangkah dengan cepat tak menghiraukan Angel yang masih berusaha menghalangi langkah Rindu. Bahu Rindu terasa sedikit sakit karena menabrak tubuh Angel. "Kamu pikir, kamu bisa memikat Kak Will? Jangan harap, dia sama sekali tak suka padamu!" teriak Angel. Rindu kembali menghentikan langkahnya dan berbalik menoleh kepada Angel dengan mata dingin. "Dulu aku memang bodoh bisa jatuh cinta pada Kak Will sialanmu itu! Mulai detik ini dan selanjutnya  aku akan akan lagi jatuh cinta padanya. Dia tak lebih dari sampah, apalagi dia bekas kamu!" Rindu segera berbalik dan berjalan cepat menuju lift, meninggalkan unit milik William dengan cepat. Angel hanya tersenyum sinis. dan saat membalikkan badannya Angel terkejut saat mendapati William sudah berdiri menatapanya dengan tatapan tidak suka.  "Kenapa?" tanyanya heran, bukankah harusnya William senang dia membiarkan Rindu pergi. Bukankah selama ini Rindu tak berari apa-apa bagi William selain sebagai tameng hubungan terlarang mereka? "Bodoh kamu!" William menatapnya marah dengan tatapan dingin yang terasa menusuk hatinya membuatnya sakit. Ini pertama kalinya William menyebutnya bodoh dan bersikap sepeti itu kepadanya. Biasanya William selalu memanjakannya dan berkata manis padanya. "Jangan bilang kakak suka..."  "Jangan bodoh! Kalau dia pergi, bisa jadi dia akan menyebarkan hubungan kita ke publik dan itu pasti akan jadi masalah besar,"  suara William begitu dingin membuat seperti diguyur air es yang sangat dingin. Angel menunduk dengan senyum di bibirnya, jadi itu yang ada dalam pikiran William? Bukan karena dia mulai mencintai gadis itu tapi karena unuk melindunginya. William segera menghubungi seseorang dengan suara dingin, wajahnya sangat rumit. Dia langsung menghindar ke kamar yang ditempati Rindu dan menguncinya membuat Angel sangat geram. Di luar, Rindu berjalan dengan cepat dan berhenti  di pinggir jalan, sekali dua kali dia menoleh ke belakang dan merasa kecewa saati tak melihat William  mengejarnya. Rindu tersenyum miris dengan tindakannya karena masih mengharap William padahal melihat orangnya saja membuatnya mau muntah. ‘Apa yang kamu lakukan, Rin? Apa kamu berharap Will akan mengejarmu! Dia tak cinta kamu dan kamu membencinya!’ kata Rindu dalam hatinya.   Rindu tak tahu sudah berapa lama dia berdiri di sini, kakinya sudah terasa pegal. Rindu tak tahu harus pergi kemana. Dia ak punya banyak teman di sini, dia juga ak tahu dia akan kerja di mana untuk kedepannya, sepertinya dia tak mungkin kembali kerja di butik tempat kerjanya dulu. Rindu masih termangu di tempanya berdiri menungngu taksi  saat sebuah sebuah mobil hitam berhenti di depannya dan beberapa pria bertubuh tegap keluar dari sana dan langsung membawanya masuk ke dalam mobil. Mereka bertindak dengan cepat sehingga Rindu tak sempat berteriak. “Siapa kalian?” Rindu sambil meronta dari pegangan salah seorang pria itu. Rindu  memberanikan diri untuk setelah di dalam mobil, ditatapnya dua orang pria yang duduk di sebelahnya dan dua orang yang duduk di depan, wajah mereka dingin dan menyeramkan membuat Rindu merasa takut. Bagaimana kalau mereka memperkosanya? Apakah William dan Angel yang menyuruh mereka? Bukannya menjawab pertanyaan Rindu, mereka segera malah mengikat tangan dan kaki Rindu yang dari tadi bergerak berusaha menendang dan mencakar mereka. Mereka juga menutup mata Rindu dengan kain hitam sehingga Rindu sama sekali tak melihat. Lelah meronta, Rindu  akhirnya hanya duduk dia hanya diam, dia tak tahu hendak dibawa kemana karena keempat penculiknya dari tadi tak ada yang bicara. Sepertinya mereka sengaja berkomunikasi dengan isyarat agar Rindu tak taju siapa yang menyuruh mereka dan apa tujuannya. Entah berapa lama perjalanan yang dilakukan hingga Rindu merasakan mobil berhenti dan dia dibawa keluar dari mobil. Rindu kembali meronta saat seseorang menggendongnya tapi orang itu malah semakin erat mendekapnya hingga Rindu bisa mencium bau tubuh yang  cukup familiar baginya. “Will, kamukah?” tanya Rindu dengan marah. Orang itu tidak menjawab hanya langkah kakinya yang terasa makin cepat, Rindu semakin berusaha membebaskan diri  saat dibaringkan di atas tempat tidur. Jantungnya berdebar dengan kencang, rasa takut makin memenuhi dadanya. Dengan tangan tangan dan kaki terikat apa yang bisa dilakukannya? Air mata Rindu mulai mengalir, dia memohon agar orang itu tidak melakukan sesuatu padanya.  Tiba-tiba sebuah benda kenyal menempel dibibirnya membuatnya makin merasa takut. Rindu memalingkan wajahnya hingga bibir pria itu mengenai pipinya. Kemudian kedua tangan pria membekap wajahnya  dan mulai mencium bibirnya. Pri itu menggingit bibir bawahnya membuat Rindu mengerang kesakitan dan pria itu segera melesakkan lidahnya ke dalam mulut Rindu  *** Apa yang akan terjadi pada Rindu? Siapa yang menculik Rindu? Tunggu episode berikutnya AlanyLOve  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN