“Kak Genta, sakit ya?” “Nggak kok, ngilu doang dikit,” jawab Genta. Padahal dia meringis. Bukan main, pukulan Firza sukses menyobek bibirnya sampai mengeluarkan darah. Bicara-bicara, Genta masih berada di rumah Nara. Usai kepulangan Firza yang enggan berucap sepenggal kata pun. Lelaki berusia 21 tahun tahun itu mengaduh kesakitan. Nara merasa bersalah, bagaimana pun ini perbuatan Firza. Sahabatnya. Berakhirlah keduanya di ruang tamu rumah Nara dengan gadis tersebut yang sedang mengoleskan salep di sudut bibir Genta yang terluka. “Dah, selesai,” celetuk Nara. “Makasih ya Ra.” Gadis itu menyunggingkan senyum sembari mengangguk perlahan. Genta pegang lengan Nara yang tergeletak di atas bantalan sofa, membuatnya kaget. “Kamu lagi mikirin apa?” Kelihatan sekali ya di wajahnya, kalau