Bagian 16

1462 Kata

“Nangis aja kalo mau nangis,” kata Firza. Yang gadis itu jawab dengan gelengan kepala. Nara ia bawa ke sebuah taman. Kali ini terdapat sebuah danau buatan dengan air yang sangat jernih. Cahaya temaram dari bulan dan dinginnya udara membuat mereka betah. Firza lepas jaket yang ia kenakan dan disampirkan pada tubuh ramping Nara. Angin cukup kencang, Nara belum pulih sepenuhnya. Ia jadi merasa tidak enak. Nara bahkan hanya diam sedari tadi dan Firza tidak banyak bicara. Dia cukup tahu dengan keadaan untuk tidak memaksa Nara bercerita. Karena, terkadang dalam posisi seperti ini seseorang itu hanya perlu ditemani, didengarkan, dan dipahami. Firza takut, apa yang keluar dari mulutnya nanti justru akan menyakiti Nara. Kalau boleh Firza jujur, atas kejadian beberapa saat lalu. Nara tak perl

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN