Diruang kantornya Erich duduk bersandar sambil memainkan sebuah pena di jari tangannya, ia duduk menghadap dinding kaca yang memperlihatkan suasana kota yang padat ketika hari akan menjelang siang. Kedua matanya jelas tertuju ke depan, namun ternyata pikirannya sedang mengenang malam penuh gairah yang telah ia lalui bersama Rose beberapa hari yang silam.
Dalam pikiran Erich terbayang raut wajah Rose yang begitu menikmati permainan ranjang mereka di kamar hotel bahkan suara desahan manja yang keluar dari mulut Rose masih terngiang cukup jelas di telinganya.
“Dia begitu liar sampai membuatku sangat b*******h!” tanpa sadar kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Erich yang tidak bisa melupakan malam yang dilaluinya bersama Rose di kamar hotel usai kembali dari acara pesta.
Kedua bola mata
