Di dalam pandangan Rose saat itu Erich bagaikan sesosok monster yang siap membunuhnya. Erich benar-benar terlihat begitu marah, mukanya merah padam serta sorot matanya tampak begitu tajam. Ini kali pertama Rose merasa takut saat berhadapan dengan pria angkuh tersebut. “Erich, kau….” Rose memperhatikan tiba-tiba saja tatapan tajam yang penuh dengan kemarahan berganti menjadi tatapan sendu nan menyedihkan. “Jangan limpahkan kebencianmu pada bayi yang ada di dalam rahimmu… tolong benci aku saja. Aku rela melakukan apapun yang kau mau, tapi kumohon jangan sakiti dia.” Kalimat yang baru saja diucapkan Erich membuat hati Rose bergetar. Wanita dingin itu sama sekali tidak menyangka melihat Erich yang biasanya bersikap kasar dan arogan kini menunjukkan sisi lemahnya. Sejenak Rose tenggelam dala