Nafas Rose terengah-engah di dalam mobil setelah Erich melepaskan ciuman yang dilakukannya dengan paksa. Wajah Rose tampak memerah lantaran malu bercampur dengan rasa kesalnya terhadap Erich yang sudah berkali-kali mencium bibirnya secara paksa. “Bagaimana rasanya? Apa kau menyukai ciumanku barusan?” tanya Erich sembari menunjukkan senyuman mesumnya kepada Rose. “Kau tidak tau malu!” Rose mengumpat kesal. “Kau yang memulainya duluan… kau sengaja menggodaku dengan berpakaian minim seperti ini saat bertemu denganku!” balas Erich masih menunjukkan senyuman mesumnya kepada Rose. “Jangan terlalu percaya diri, Tuan Erich… sampai matipun aku tidak tertarik melakukan hal rendah yang kau tuduhkan itu!” seru Rose sembari berupaya untuk mendorong Erich agar tidak menindih tubuhnya lagi di dalam m