Kau Mencariku?

1503 Kata
Rose berusaha sekuat tenaga agar penyamarannya tidak terbongkar namun isak tangis dari wanita paruh baya yang terdengar begitu menyedihkan membuatnya tak bisa bertahan. “Nona, saya sangat merindukan anda.” ucap Kelly dengan isak tangisnya yang begitu menyedihkan. Seketika Rose berbalik menunjukkan wajahnya yang ternyata sudah dibasahi oleh air mata. “Kelly….” ucapnya membuat wanita paruh baya itu tak segan untuk memeluknya. Pelukan yang terasa begitu hangat begitu dirindukan oleh Rose. “Aku juga sangat merindukanmu, Kelly!” bisik Rose di telinga wanita paruh baya tersebut yang dulu sempat mengasuhnya sebelum dirinya dibuang ke hutan gelap. Sambil terisak-isak Kelly mengusap wajah Rose dengan kedua telapak tangannya. Sudah belasan tahun lamanya ia tak menyentuh wajah anak asuhnya tersebut. “Apa yang sudah anda lewati, Nona? Mungkinkah anda mengalami kehidupan yang begitu sulit selama ini?” tanya Kelly lantaran melihat perubahan sikap Rose menjadi pribadi yang dingin dan kasar kepada orang yang membuatnya marah. Rose hanya membisu serta menundukkan wajahnya namun air mata terus menetes dari pelupuk matanya. “Saya sangat mengerti karakter anda, Nona … dulu anda adalah gadis kecil yang begitu periang dan bibir anda selalu mengukir senyuman yang manis kepada siapa saja.” sambung Kelly sembari mengusap air mata yang terus menetes dan membasahi wajah Rose. “Semuanya begitu menyedihkan, Kelly … kehidupanku begitu sengsara sehingga aku haus akan balas dendam!” ucap Rose membuat Kelly terperanjat. Ucapan Rose barusan membuat Kelly kembali mengingat kejadian 18 tahun silam disaat dirinya hanya bisa memohon kepada majikannya agar tidak membawa salah satu anak asuhnya yang dianggap sial sehingga harus dibuang jauh-jauh. Mengingat semua itu Kelly kembali meneteskan air matanya sampai terisak-isak. “Hasutan wanita itu yang membuat seorang ayah tega membuang salah satu putri kandungnya sendiri.” ucap Kelly terus menangis dihadapan Rose. Rose mengetahui dengan pasti siapa wanita yang dimaksud oleh Kelly. “Kelly tau apa yang terjadi setelah aku dibawa pergi!” gumam Rose dalam hatinya. Rose cepat-cepat menghampiri pintu kamarnya untuk melihat kondisi diluar sebelum menutup pintu itu rapat-rapat serta menguncinya. Ia tak ingin ada seorang pun yang mendengar perbincangannya bersama Kelly saat itu. “Kelly, kemarilah….” Rose mengajak pengasuhnya itu duduk bersamanya ditepi ranjang. “Katakan padaku apa yang terjadi setelah aku dibawa pergi dari rumah ini!” Rose meminta Kelly untuk menceritakan semua kebenarannya. “Setelah tuan membawa anda pergi tuan kembali kerumah dengan wajahnya yang begitu murung. Dia sangat gelisah bahkan dia sempat bertengkar dengan nyonya Brenda dan mengatakan bahwa apa yang dilakukannya salah … dia menyesal telah membuang anda.” ucap Kelly membuat Rose tertegun mendengarnya. “Benarkah itu dia menyesali perbuatannya terhadapku?” gumam Rose dalam hatinya yang terasa begitu perih tatkala dirinya mengenang sosok ayahnya. “Tuan tak perduli pada nyonya Brenda yang berusaha menghalanginya pergi untuk membawa anda kembali. Tuan pergi dengan terburu-buru, lalu tak lama ia kembali kerumah ini tanpa anda bersamanya … dia hanya membawa sisa pakaian anda yang sudah berlumuran darah. Dia menangis seperti orang gila dan mengatakannya berulang-ulang bahwa anda telah dimangsa binatang buas di tengah hutan.” sambung Kelly menceritakan apa yang terjadi 18 tahun silam. Rose lantas teringat kepada orang yang telah membawanya keluar dari hutan yang gelap itu setelah kepergian ayahnya. “Itulah sebabnya mereka membangun sebuah makam untukku!” ucap Rose menahan amarahnya yang sudah lama bergejolak di dalam hatinya. “Nyonya Brenda memanipulasi semua orang mengenai kematian anda agar dirinya tidak disalahkan atas kejadian yang sebenarnya!” sambung Kelly lagi sambil terisak. “Kenapa ayahku diam saja saat Brenda mengarang cerita mengenai kematianku? Bukankah kau bilang kalau dia menyesali perbuatannya padaku?” tanya Rose dengan tatapan matanya yang menyimpan amarah. “Semenjak kejadian itu tuan hanya mengurung dirinya di dalam ruang kerjanya sambil menggenggam potongan pakaian anda yang berlumuran darah. Dia terpuruk sendirian dan menderita sampai akhirnya dia jatuh sakit kemudian meninggal dunia.” ucap Kelly menceritakan semua kebenarannya. Mengetahui penyebab kematian ayahnya hati Rose terasa begitu perih bak teriris pisau yang tajam lantaran selama ini dia menganggap bahwa ayahnya adalah salah satu orang yang harus menerima pembalasan dendam darinya. “Kebahagiaan keluargaku hancur gara-gara wanita itu!” ucap Rose semakin banyak menyimpan dendam terhadap ibu tirinya tersebut. “Entah bagaimana nasib Nona Rosie sekarang … dia kabur karena Nyonya Brenda terus bersikap kasar dan memaksanya menikah dengan pria kejam dari keluarga Dawson!” ucap Kelly begitu mengkhawatirkan kembaran Rose yang kabur keluar negeri bersama kekasihnya. “Kau tak perlu mengkhawatirkan Rosie, Kelly … dia baik-baik saja dan temanku selalu memantaunya.” sahut Rose membuat keresahan dihati Kelly sedikit berkurang. “Nona, aku ingin melihat anda kembali hidup bahagia berdampingan bersama Nona Rosie.” ucap Kelly mengutarkan harapannya. “Untuk saat ini aku belum bisa mengabulkan harapanmu itu, Kelly karena aku masih punya urusan lain yang jauh lebih penting!” ucap Rose kepada pengasuhnya tersebut. “Apapun akan kulakukan asalkan bisa membantu anda, Nona!” ucap Kelly membuat Rose terharu dan segera memeluknya. “Bisakah kau menjaga rahasiaku, Kelly?” pinta Rose kepada wanita paruh baya itu. “Tentu saja, Nona!” sahut Kelly yang begitu setia kepada Rose. Vrroomm… Vrroomm…. Rose dan Kelly mendengar suara mobil yang baru saja memasuki halaman rumah. Mereka segera menghampiri jendela kamar dan melihat keluar. Dari mobil itu mereka melihat seorang wanita yang sudah terbiasa dengan gaya hidup glamor. “Nona Sheina!” ucap Kelly menatap wanita muda tersebut yang tak lain adalah putri kesayangan Brenda hasil dari pernikahannya sebelum menikah dengan ayahnya Rose dan Rosie. Menatap putri kesayangan dari ibu tirinya tersebut Rose lantas menyunggingkan senyuman tipis disudut bibirnya. “Aku akan membalas semua yang sudah kau lakukan kepada Rosie, Sheina!” ucap Rose dalam hatinya sembari terus menatap saudari tirinya tersebut. Kepulangan Sheina dari luar negeri lantas disambut oleh para pelayan yang berjejer rapi di depan rumah. Mengetahui putri kesayangannya sudah kembali Brenda langsung berlari menghampirinya bahkan ia juga sudah tidak sabar ingin menceritakan semua yang terjadi terhadap dirinya. “Ibu!” “Oh, putriku!” Ibu dan anak itu lantas berpelukan di teras rumah. “Dimana anak kurang ajar itu, Bu? Gara-gara dia aku jadi tidak tenang saat liburan bersama kekasihku diluar negeri!” Sheina tampak begitu kesal bahkan tak sabar ingin memberi pelajaran kepada wanita yang telah mempersulit kehidupan ibunya. “Dia ada dikamarnya, tapi kau jangan salah sangka karena dia sudah berubah bahkan Ibu tidak bisa menghadapinya!” ucap Brenda kepada putri kesayangannya itu. “Huh, sejak kecil dia tidak pernah bisa melawanku! Lihat saja bagaimana aku akan memberinya pelajaran!” seru Sheina segera melangkah pergi menghampiri kamar dimana Rose sedang menantinya. Brenda tampak menyeringai lebar sembari menatap putrinya yang sedang menaiki anak tangga menuju ke lantai atas. “Heh, setelah memberimu pelajaran maka Sheina akan mengambil semua hadiah pemberian keluarga Dawson, lalu memberikannya padaku! Lihat saja apa yang bisa kau lakukan lagi setelah kau menghadapi putri kesayanganku, Rosie?” ucap Brenda dalam hatinya yang begitu serakah. Sheina mendatangi ruang kamar dimana Rose sedang duduk dengan dikelilingi oleh semua hadiah yang diberikan oleh keluarga Dawson menjelang hari pernikahannya bersama Erich Dawson. Pintu kamar itu sengaja dibuka lebar oleh Rose agar memudahkan Sheina untuk masuk. “Kau mencariku?” Rose melirik Sheina yang kini berdiri dihadapannya. Sejenak Sheina menatap semua hadiah yang sengaja dipamerkan Rose kepadanya. “Kenapa? Apa kau menyukai hadiah mahal dari keluarga Dawson?” tanya Rose kepada Sheina yang tampak begitu kesal kepadanya. Rose meraih satu perhiasan mahal, lalu melemparkannya kepada Sheina. “Ambillah untukmu … keluarga Dawson terlalu banyak memberikan hadiah untukku!” ucap Rose seraya menyunggingkan senyuman mengejek kepada Sheina. “Rosie, sebaiknya kau cepat-cepat memohon ampun dikakiku sebelum aku membuatmu menyesal karena telah berani menghinaku bahkan kau juga berani mempersulit hidup ibuku!” seru Sheina dengan sikapnya yang begitu arogan serta angkuh di depan Rose yang dirinya anggap sebagai wanita lemah yang selalu tunduk kepadanya. Rose bangkit dari tempat duduknya kemudian melangkah menghampiri Sheina namun bukan untuk berlutut memohon ampun seperti yang Sheina inginkan. “Kaulah yang seharusnya berlutut dikakiku sebelum aku membalas semua perbuatanmu dulu!” bisik Rose ditelinga Sheina yang membuat Sheina tak bisa lagi menahan amarahnya. “Beraninya kau!” seru Sheina seraya melayangkan telapak tangan kanannya hendak menampar Rose, namun dirinya kaget ketika Rose menangkap pergelangan tangannya serta mencengkramnya dengan kuat bahkan memelintirnya. “Aahh!” jeritnya sembari meringis kesakitan sembari hendak memukul Rose dengan tangan kirinya. Dengan sigap Rose kembali menangkap tangan Sheina serta memelintir kedua tangannya kebelakang sehingga Sheina tak bisa berbuat apa-apa selain menjerit kesakitan. Tak hanya itu saja Rose mendorong tubuh Sheina sampai ke dinding ruang kamar, lalu menekannya kuat-kuat. “Tidak ada satupun orang dirumah ini yang bisa menindasku lagi termasuk dirimu, Sheina!” bisik Rose sembari terus memelintir kedua tangan Sheina dibalik punggungnya. “Lepaskan aku!” seru Sheina berontak agar bisa terlepas meskipun merasakan sakit pada kedua pergelangan tangannya. “Kau jangan bergerak terlalu kencang karena salah satu pergelangan tanganmu akan patah!” bisik Rose lagi ditelinga Sheina. “Lepaskan aku!” seru Sheina tak perduli dan terus berontak. Klleettaakk! “Aaaaa!” suara jeritan Sheina terdengar hingga ke telinga Brenda yang sedang menanti diruang tengah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN