7.6

1331 Kata

“Awh,” ringis Umar ketika seseorang memukul dengan keras punggungnya yang tidak mengenakan apa-apa. Umar menyesal kenapa ia masih melakukan kebiasaannya untuk tidur tanpa pakaian lengkap saat ia berada di rumahnya. “Sakit ‘kan, Nak?” tanya Mayang. Matanya sudah mendapatkan target baru untuk dianiaya. Kuping putra sulungnya sudah dikunci dari beberapa detik yang lalu. Sesaat setelahnya Ammar baru menggelinjang kesakitan. Meminta ampun pada Mamanya. Lagian Mama mana yang tidak akan mengamuk kalau anak yang ia minta pulang setelah mengancam kalau putranya ini tidak pulang maka dia akan kabur dari rumah malah tidak langsung menemuinya saat sampai di tanah air. Umar malah menghabiskan semalam di kantor Rehan yang tentunya tidak punya ranjang untuk ditiduri. Baru setelah paham kalau tidur di a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN