Usai sudah dilema hati. Bunga-bunga kembali bermekaran setelah diterpa badai tak bertuan. Ziya duduk di antara bunga Lily. Memandang teduh. Tak percaya, semuanya akan selesai begitu mudah. Benang kusut yang waktu itu seolah bisa membuat Ziya bersumpah akan kabur setelah pulang dari pesta. Kini telah terurai tanpa sedikit pun maaf terucap langsung. Entahlah, Ziya hanya tersentuh saja. Saat Lukas mempersilahkan pundak untuk bersandar. Waktu itu, Ziya pikir apa yang menghantam kepalanya. Sungguh! Itu sangat keras. Yah… tapi ini bukan tentang fisik. Ziya menghargai niat tulus Lukas. Pandangan Ziya beralih ke kedua lutut. Di balik dress santai itu tersimpan koreng yang sudah diolesi salep khusus luka. Tadi pagi Rahel membantunya. Tentu saja dengan mulut tak berhenti komat-kamit. Menceramahi