"Dasar anak nakal." Sofia mencubit hidung mancung putranya dengan gemas. Menariknya sekuat tenaga hingga hidung pria tampan itu berubah menjadi merah. "Aww ... Mama! Apa yang Mama lakukan?" Satya mengelus hidungnya yang terasa sakit. "Itu hukuman untuk anak nakal sepertimu." Sofia menyilangkan kedua tangannya di depan d**a, seolah wanita yang memiliki dua ksatria itu sedang marah. Baru saja putranya datang, Sofia langsung memberi Satya pelajaran dengan meluapkan amarah pada anak kesayangannya. "Ck, apalagi salah Satya, Ma?" Satya sangat malas untuk berdebat dengan mamanya. Ia sangat lelah. Tak ingin membahas apa pun. Apalagi ia merasa tak memiliki salah apa pun. "Hei, anak bodoh! Kamu ini kan seorang pengacara. Harusnya Kamu membantu Tuan Ferdi untuk mengambil alih PT Pratama, buka