Lembar Ketiga

1392 Kata
"Vin, lo suka nonton film horor yah?" Laki-laki itu menggeleng. " Terus apa, bokep?" Kevin tertawa. Lagi-lagi Naomi tertegun menemukan sebuah tawa paling renyah se jagat raya. "Hampir semua cowok pasti suka bokep, tapi gue lebih suka nonton anime sih." Naomi mendesah lega. Setdaknya kevin berbeda spesies dengan si tengik Dirga. "Akhirnya gue menemukan spesies langka." Kevin kembali tertawa. Sesuatu yang baru saja menjadi favorit Naomi selain senyumnya. " BTW gue lebih suka lo santai gini sama gue daripada pakai saya."  "Gue biasanya emang formal sama yang lebih senior, tapi lo keliatan lebih nyaman kalau gue kayak gini." Naomi mengacungkan kedua jempolnya sambil tersenyum sumringah. "Lo punya pacar kak?" Naomi menggeleng tanpa malu sedikitpun. "Gue penganut paham jomblo sampai halal." Lagi-lagi Kevin tertawa. "Apa sih lo ketawa mulu dari tadi emangnya gue pelawak apa?"  "Lo lucu kak, apa adanya, gak jaim dan kayaknya gue suka deh."  "Jangan ada cinta diantara kita."Ujar  Naomi penuh ketegasan. "Kenapa?"  "Takut lo patah hati, soalnya gue gak suka berondong. Lagian lo katanya punya cewek Bambang!! goda-godain gue segala lagi. Kena pasal baru tau rasa lo." Lagi-lagi Kevin tertawa. "Udah dua tahun hubungan kita gak ada kejelasan kak." Terlihat raut sedih yang begitu jelas terpampang di wajah kevin. Menyentuh sisi kemanusiaan Naomi yang sudah lama disembunyikannya di dasar jurang. "Lagian kayaknya dia udah punya yang lain." Tambah kevin lagi. Membuat Naomi menghembuskan nafas kasar. "Denger yah Kevin yang gantengnya ngalahin artis korea, Jadi makhluk itu jangan bego-bego amat. Kalau cewek lo gak setia ya udah tinggalin aja. Gue yakin tampang-tampang kaya lo gini pasti banyak yang ngantri." Ceramah Naomi panjang lebar. Kevin tersenyum sambil mendongak menatap langit luas yang begitu indah sore ini. "Lo gak ngerti keaadaan gue sih kak." Naomi benci sekali kalau ada yang modelnya melow-melow gini. Bukan apa-apa hanya saja hatinya mudah sekali baper . Dia bahkan bisa menangis tersedu-sedu di kamarnya jika menonton sinetron sedih. "Gak usah lebay deh lo Vin, lo mau cari model cewek yang kaya gimana temen gue yang tengiknya ngalahin nasi kemaren pasti bisa bantu lo. Nah panjang umur tuh orangnya melipir ke sini." Naomi menatap Dirga yang sedang berjalan ke arahnya itu malas. "Kak Nom-nom lo mulai gila yah ngomong sendirian?"Ujar Dirga sambil celingukan mencari keberadaan orang lain tapi tidak menemukannya. "Yee si tengik matanya kemasukan Dinosaurus, Bocah segede ini gak keliatan." Ujar Naomi sambil menunjuk Kevin yang sedang tersenyum ke arahnya. Dirga melongo tidak percaya, Bocah itu bahkan belum menemukan kata yang tepat untuk bicara. "Ini bocah yang gue ceritain Vin, dia itu playboy cap sandal jepit. Kenalanya banyak, lo tinggal bilang aja sama dia mau model cewek yang kayak gimana." Dirga makin merinding dibuatnya pasalnya bocah itu tidak menemukan siapapun disekitar Naomi. "Kayaknya dia gak bakal suka sama gue deh kak." Ujar Kevin akhirnya. "Gak mungkin, dia itu pencinta segala macam manusia." Kevin kembali tertawa. Naomi memang berbeda dari semua orang yang pernah dijumpainya. Wanita itu terlihat sangat manis dan cantik dari luar, tapi luar biasa berisik dan lucu aslinya. "Lo ngomong sama siapa sih kak, gue merinding deh."Kali ini Dirga yang bicara masih sambil celingukan kesana-kemari. "Si tengik matanya katarak kali, Ini Kevin di depan gue dia anak baru di komplek kita." Tanpa aba-aba Dirga melompat ke belakang tubuh Naomi kemudian memegang pundak kakak ketusnya itu dengan ketakutan yang tidak ditutupinya. "Serius kak, gue gak lihat ada siapapun selain kita berdua." Bisik Dirga dengan gemetar. Naomi menatap Kevin dengan wajah yang ikut memucat. Pasalnya jika Dirga sedang mengerjainya tidak mungkin segemetar sekarang. Kevin tersenyum ke arah Naomi dengan tenang. Laki-laki itu berdiri membuat Naomi mundur satu langkah. "Jangan takut kak, gue gak akan nyakitin lo, gue cuma butuh bantuan lo."  Naomi gelagapan mengetahui situasi apa yang sedang dihadapinya. "Kak, pulang yuk gue merinding anjir, buruan rapihin laptop lo!" Bisikan Dirga menciutkan nyali Naomi. "To-tolong  jangan ganggu gue please! Gue gak akan nyumpah-nyumpah sembarangan lagi kaya tadi janji." Dirga makin ketakutan mendengar kalimat panjang kak Nom-nomnya. "Sebenernya lo liat apaan sih kak? kenapa kita gak lari aja sih." Dirga seakin mengeratkan pegangannya di pundak Naomi. "Gue butuh bantuan lo kak, tolong jangan takut sama gue." Kali ini Naomi dapat melihat raut wajah sedih pada Kevin. Lagi-lagi perempuan itu tidak tega dibuatnya. "Kita bicara lain kali, gue butuh air mium sekarang. Please jangan ikutin gue!"Dengan secepat kilat Naomi membereskan laptopnya membuat Dirga yang tidak siap terjungkal karena gerakan tiba-tiba yang dilakukan Naomi. Begitu laptop sudah ditangannya wanita itu lari tunggang langgang mengabaikan Dirga yang ketakutan bukan kepalang. "Kak Nom-nom jangan tinggalin gueee..." Teriaknya kencang sambil gemetaran. Tapi Naomi sudah berlari kencang tanpa peduli sedikitpun. *** Begitu sampai di rumah, Naomi langsung ngacir menuju kamar dan mengunci pintunya. Mengabaikan gedoran ketakutan yang dilakukan Dirga. "Kak Nom-nom bukain pintunya gue takut." "Sembunyi aja sono dikamar lo sendiri, jangan lo fikir gue gak tahu yah modus lo mau masuk kamar gue." Ujar Naomi ketus. Sebenarnya Dirga benar-benar ketakutan , tidak ada modus dalam niatanya sedikitpun. Hanya saja kesehariaanya yang selalu saja dipenuhi kemodusan membuat Naomi selalu saja mencurigainya. "Kalau dia nyamperin gue dikamar pas gue sendirian gimana? Kak Nom-nom please tampung gue di kamar lo!"Tanpa mempedulikan Dirga lagi, Naomi masuk ke dalam selimut dan menutupi seluruh bagian tubuhnya. Ini pasti gara-gara kutukan Dian dua tahun lalu, bukan hanya berondong tengik kaya Dirga yang mengganggunya bahkan setan Berondong pun iku-ikutan mengganggu ketentraman hidupnya. Mungkin nanti Naomi akan menyempatkan diri untuk mandi kembang tujuh rupa demi menghilangkan segala kesialannya. "Kak Naomi gue beneran gak akan nyakitin lo. Gue Cuma butuh bantuan lo." Naomi semakin mengeratkan selimutnya sambil merapalkan doa sebisanya. Rupanya setan berondong yang punya senyuman paling manis sejagat raya itu mengikutinya. Begitu keadaan tampak hening tidak ada lagi suara baik si setan maupun Dirga, Naomi memberanikan diri untuk keluar dari gulungan selimutnya sambil masih komat-kamit merapalkan doa. "Hah syukurlah dia udah pergi." Desah wanita itu lega. "kak Naomi!?" "Uwaaaaaaaaa setan sialan pergi lo ke neraka j*****m!!" Gubrak..!! Naomi terjungkal jatuh dari ranjang . Kakinya tergelincir ketika hendak melarikan diri dari Kevin yang ternyata sedang duduk di ranjang sebelahnya. Membuat kevin tertawa dengan lantangnya, bagaimanapun posisi jatuh Naomi yang tidak cantik sedikitpun mengundang tawa renyahnya. Wanita itu bangkit dengan segera kemudian melotot ke arah Kevin dengan kesal. Harga dirinya terluka ditertawakan oleh setan tampan seperti Kevin. "Kalau lo gak berhenti ketawa gue undangin kiai buat usir lo dari kehidupan gue.!!" Sambil masih memegangi perutnya Kevin berusaha dengan keras untuk menghentikan tawanya. "Emangnya gue setan diundangin kiai segala." Ucapnya. Mata naomi memicing sambil menatap Kevin penuh tuduhan. "Jangan-jangan lo iblis yang jatuh cinta sama gue? Uwaaaaaaaa bundaaaaaa kenapa enagkau melahirkan seorang putri secantik naomi?" Kevin mengernyit sambil tersenyum geli mendengar kesimpulan yang dibuat oleh wanita di hadapannya. "Naomi jangan berisik!! Kamu fikir ini kebun binatang?" Kevin kembali tertawa lantang mendengar kalimat yang diteriakan oleh seorang wanita di luar kamar. Laki-laki itu yakin dia adalah Ibu dari wanita aneh yang sekarang sedang mengerucutkan bibirnya sebal. "Lo masih ketawain gue, gak akan gue bantuin. Pergi aja lo sana!!" Kevin kembali menghentikan tawanya dengan susah payah. Naomi benar-benar gadis yang unik dan lucu. Seandainya saja Kevin di beri kesmpatan kedua untuk hidup kembali, laki-laki itu ingin mengenal wanita apa adanya seperti Naomi lebih dalam. "Lo udah gak takut sama gue kan kak?" Naomi melirik kevin dengan sebal. Ketakutannya sirna digantikan dengan kekesalan tiada terkira. Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum penuh permintaan maaf pada wanita yang sedang memandangnya penuh kekesalan itu. "Buruan kasih tahu gue lo itu setan jenis apa?" "Gue bukan setan kak, gue arwah." Naomi memutar matanya malas. "Sama aja bambang!!" Kevin terkekeh. "Beda kak, kalau setan itu jahat sedangkan gue nggak." Naomi menghembuskan nafasnya lelah. "Gangguin gue termasuk kejahatan dengan pasal berlapis kalau lo gak tahu." Pengucapan Naomi dengan nada ketus malah terlihat lucu di mata Kevin. Seumur hidup laki-laki itu tidak pernah tertawa sebanyak saat dia dekat dengan Naomi. "Maaf kak, tapi selama dua tahun gue gentayangan lo satu-satunya yang bisa lihat gue dan bahkan bisa sentuh gue." "Gue mau bantu lo selagi permintaan lo masih bisa diterima akal sehat gue, dengan syarat dan ketentuan berlaku tentunya." Kevin mengangguk dengan sumringah. "Gue setuju!" Laki-laki itu mengatakanya dengan sedikit berteriak saking bahagianya. "Emangnya lo udah tahu apa aja syarat dari gue? Gimana kalau gue minta duit sekarung ?" Kevin tertawa lagi. "Gue yakin lo orang baik kak!" Naomi merebahkan dirinya di kasur sambil mendesah lelah. "Gue benci jadi orang baik Vin." ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN