Lembar Keempat

1121 Kata
Pagi yang indah di hari minggu. Naomi masih bergelung dibalik selimutnya ketika suara gedoran di pintu membuat ketentramannya terusik. "Kak Nom-nom bangun woy ayo lari pagi!" benar kan? Si tengik Dirga memang tidak pernah membiarkan Naomi hidup tentram barang seharipun. "Gue robohin pintu lo kalau gak bangun!" Si berondong tengik itu makin meniggikan suaranya, tapi Naomi masih mengabaikanya. "Kak Nom-nom lari pagi itu bagus loh buat kesehatan."Mendengar suara merdu dan maskulin yang terasa sangat dekat dengan keberadaanya itu, membuat kedua mata Naomi terbuka dengan sempurna. Begitu dia membuka selimut dan membalikan badannya hal pertama yang dia lihat adalah senyuman paling manis sejagat raya. "Lo tidur dikamar gue?" Kevin mengangguk dengan bodohnya. "Aduhhhhh, biarpun lo setan gentayangan tetep aja gak boleh tidur di kamar wanita cantik!!"Kevin meringis tidak enak hati. "Gue kan Cuma duduk doang di kamar lo kak, abisnya di luar gelap."Naomi mendesah lelah sambil bangkit dari tempat tidurnya. "Mana ada setan takut sama gelap." "Gue bukan setan, gue.." "Iya,iya arwah gentayangan...!!" Potong Naomi cepat. Kevin terkekeh. "Kak Nom-nom lo ngomong sama siapa..?" Naomi menepuk jidatnya. Lupa kalau si tengik masih di depan pintu. "Ngomong sama tembok kenapa..?"Kevin tertawa tapi langsung berhenti seketika begitu melihat pelototan wanita galak di hadapannya. "Buruan keluar kak Nom-nom ayok lari pagi."Sebenarnya Dirga tidak terlalu berminat dengan lari pagi, hanya saja laki-laki itu penasaran bukan main perihal hantu yang diajak Naomi bicara di taman komplek kemarin sore. Dia bahkan tidak bisa tidur semalaman. "Iya bawel lagi cuci muka nih gue." "Keluar lo! Gue mau ganti baju."Kevin tersenyum kemudian menghilang begitu saja dari hadapan Naomi. Membuat wanita itu merinding dan sedikit takut. Kevin adalah hantu pertama yang dilihat Naomi. Wanita itu bukanlah anak indigo yang sering berinteraksi dengan makhluk gaib lainnya. Hal itulah yang saat ini memenuhi kepala Naomi. Dia heran kenapa dari sekian juta manusia di bumi pertiwi harus dia yang bisa melihat Kevin? *** Sudah setengah jam mereka memutari komplek. Bahkan Dirga sudah menggoda lebih dari sepuluh wanita. Tapi Naomi terus berpikir tanpa berbicara. Membuat Dirga yang tahu kebiasaan kakak juteknya itu sedikit merinding. Jangan-jangan kak Nom-nom kesurupan. "Lo kenapa sih diem aja? Gak lagi kesurupan kan lo?" Naomi mempercepat langkahnya tidak menjawab. Tapi tiba-tiba saja berhenti dan menatap Dirga dengan serius, membuat laki-laki itu sedikit merinding. "Menurut lo mungkin gak sih ada setan bisa lo lihat, lo sentuh lo ajak bicara?" Dirga mengernyit tampak berpikir. Sepertinya kan nom-nomnya sedang membicarakan si hantu taman komplek. Kevin yang sejak tadi mengekori dua orang itu hanya tersenyum sambil mengagumi pemikiran unik wanita galak itu. Bisa ditebak, sejak tadi kak Nom-nom kesayanga Dirga itu pasti sedang berpikir bahwa dia mulai gila. "Ya mungkin aja sih, temen gue si paijo bisa lihat setan malahan. Dia sampai buka praktek ramal di kampus. Katanya sih yang bantuin dia ngeramal temennya yang dari alam gaib itu." Kevin tertawa di belakang, mengundang lirikan naomi yang penuh dengan kekesalan. "Terus lo percaya?" Dirga mengangguk dengan bodoh. "Itu namanya lo sama temen lo sama bodohnya." Setelah mengucapkan itu Naomi mempercepat larinya. Mencari solusi dari si tengik Dirga memang tidak ada Faedahnya. Ibarat kata pengen beli ikan dikasih ikan asin. Mungkin Dian sahabat gembulnya itu bisa diandalkan kali ini. "Jadi lo masih gak percaya sama gue kak?" Ucap Kevin dari samping Naomi. Gadis itu tidak menjawab, membuat laki-laki itu terkekeh. "Selama lo gak mau bantuin gue, gue akan menghantui lo seumur hidup fufufufufufufu.." Naomi berhenti dan menoleh ke arah Kevin dengan wajah serius. "Kalau lo beneran arwah, berarti lo pernah hidup kan? Tunjukin ke gue dimana rumah keluarga lo!" Kevin langsung diam. Sementara Dirga melongo. Lagi-lagi kak Nom-nomnya berbicara sendiri. Apakah gara-gara dikejar target nulis wanita itu muai gila? "Gue gak inget apapun tentang kehidupan gue sebelum mati kecuali kalau gue pernah punya pacar." Ucap kevin lemah. Naomi bersedekap masih menatap kevin dengan serius. Tidak mempedulikan Dirga yang sedang melongo sambil menengok segala arah. "Kalau begitu siapa nama pacar lo? Dimana rumahnya?" Kevin kembali menggeleng. "Gak inget juga kak!" Namomi mendesah setengah kesal. "Itu namanya lo bohong bambang!" Setelah mengucapkan itu Naomi melangkah lagi dengan cepat kemudian berhenti lagi tiba-tiba. Hendak memaki-maki tapi tidak tega melihat tampang memelas si hantu tampan. "Baiklah, baiklah ayo pulang ke rumah gue bantuin lo. Puas? Gak usah melas gitu gue gak ada uang receh." Kevin tersenyum. Tahu jika wanita galak berpikiran unik itu sebenarnya sangat baik hati. "Tapi gue inget wajahnya dan tahu dimana rumahnya. Nanti kapan-kapan gue kasih tahu deh." Ucap Kevin sambil tersenyum yang lagi-lagi membuat Naomi sakit mata. "Iya,iya gak usah pakai senyum juga kali. Bisa katarak mata gue lama-lama." Kevin tertawa dibuatnya. Menambah penderitaan Naomi yang tadinya hanya sakit mata mungkin sebentar lagi juga akan sakit jantung. Sementara Dirga yang mengikuti Naomi dari belakang mulai merinding disko. Bulu-bulu di sekitar tangan dan kakinya berdiri semua. Sepertinya nanti ketika bertemu Paijo dia akan berkonsultasi. Menanyakan keadaan kak Nom-nomnya yang sudah mulai tidak beres itu. Atau jangan-jangan... "Kak Nom-nom lo gila gara-gara gue punya pacar yah?" Naomi berhenti dan berbalik melotot ke arah Dirga. Gadis itu baru ingat bahwa sejak tadi ada si tengik paling narsis di dunia. Melihat pelototan Naomi otak Dirga yang sedikit dangkal langsung memproses dengan cepat. Sepertinya dugaanya memang benar. Karena semenjak Dirga punya pacar kakak cantiknya itu mulai uring-uringan. Kemudian mengaku melihat hantu komplek dan sekarang berbicara sendiri. "Ngomong apa lo barusan?" Ucap Naomi sambil berkancak pinggang. Kevin sudah terpingkal-pingkal sejak tadi. Dirga dan Naomi memang perpaduan yang sempurna untuk menampilkan aksi komedi paling membuat sakit perut di alam semesta. "Kalau lo gak suka gue pacaran bilang dong! Kan gue bisa Backstreet dari lo biar lo gak gila. n****+ yang ditagih editor udah kaya nagih utang di tambah patah hati. Lo pasti tersiksa banget yah batinnya. Gue bener-bener prihatin." Naomi menganga tidak percaya. Bagaimana di dunia yang indah tiada terkira ini bisa ada makhluk tengik seperti Dirga. Gadis itu mendekat dengan senyuman manis, Dirga membalas dengan tak kalah manis. Tapi kemudian... "Aw,aw,aw.... Ampun kak Nom-nom. Sakit woy kepala gue!. Kalau gue bego lo tanggung jawab yah." Sungutnya. Tangannya tidak berhenti mengusap-usap bagian kepala yang baru saja di pukul Naomi menggunakan tangan. Begitu keras dan tanpa belas kasihan. "Lo emang udah bego dari jaman purba." Teriak gadis itu lantang. Kevin sudah terpingkal-pingkal tidak bisa menahan. Bahkan sambil guling-guling di rerumputan. Tapi Dirga tidak pernah marah. Sepedas apapun kata-kata Naomi akan selalu membuat laki-laki itu tersenyum geli. Dan itu sangat menyebalkan dimata Naomi. Jika di dunia ini benar-benar ada om jin seperti milik Aladin. Diantara tiga permintaan yang diberikan, Naomi akan membuat Dirga dikirim ke hutan belantara dan tidak akan kembali selamanya sebagai salah satu permintaanya. "Ya ampun lo setia banget yah? Bahkan dari jaman purba lo udah kenal sama gue." Balas Dirga sambil cengengesan. Kevin sudah tidak mampu lagi menampung keinginan ingin tertawanya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN