Ep. 4. Labu

2010 Kata
Labu adalah sejenis tanaman merambat dari keluarga Cucurbitaceous, yang di dalamnya juga termasuk waluh dan melon. Labu segar dilapisi kulit hijau lembut dan dimakan sebagai sayuran. Dalam feng shui, labu diyakini memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat. Kata labu dalam bahasa mandarin adalah Hu Lu, homofon dengan kata 'perlindungan' dan ‘nasib baik’. Mungkin inilah alasan mengapa orang kuno menganggap labu sebagai benda pembawa keberuntungan, menggantungkannya di atas kusen atau membawa mereka untuk menangkal kejahatan. Orang kuno membuat labu menjadi botol bubuk tembakau dan vas bunga. Labu juga banyak digunakan sebagai tempat air, obat-obatan, dan minuman keras. Botol labu memiliki kemampuan untuk mempertahankan rasa anggur dalam jangka waktu yang sangat lama. Buku kedokteran kuno mencatat bahwa botol labu berisi anggur, bisa meredakan peradangan, meningkatkan penglihatan, dan membantu pencernaan. Legenda Tiongkok sering menggambarkan tokoh-tokohnya membawa botol minum yang dibuat dari labu—para tabib sakti menggunakannya untuk merawat pasien; Tieguai Li, salah satu dari Delapan Dewa Taoisme, selalu menyelempangkan labu emas di bahunya; dan biarawan eksentrik Ji Gong tidak pernah membiarkan botol labu anggur beranjak dari sisinya. Biksu mabuk Lu Zhishen memiliki botol labu yang diikat di pinggulnya. Chang'e minum ramuan ajaib dari botol labu dan karenanya bisa terbang ke bulan. Han Junjie jadi berpikir menuduh labu memakan gadis itu sepertinya prasangka yang salah. Lagi pula, sesuatu di dalam bunga raksasa itu tampak hidup. Ia memperhatikan saksama sekelilingnya dan menemukan pemberitahuan di sistem. [Selamat, kamu telah menemukan kuil rahasia Dewi Hu Lu.] Junjie berdecak gusar. "Ah, masa bodoh! Tempat ini tidak terlihat penting. Sekarang, bagaimana caranya keluar dari sini?" Ia memeriksa sudut-sudut gua, akan tetapi seluruh celah, bahkan mulut gua yang tertutup bebatuan, ditutupi rambatan tanaman labu. Han Junjie mencerabut tanaman itu dengan tangan kosong, akan tetapi sulur baru tumbuh sangat cepat dan kembali menutupi permukaan. "Hmm. Jadi, kalian tidak ingin aku keluar dari sini! Apa? Kalian ingin aku memecahkan teka-teki terlebih dahulu? Huh, membosankan!" Han Junjie kembali ke hadapan bunga labu raksasa dan menyepak-nyepaknya sambil mengomel. "Hei, aku tahu kamu mendengarku! Gara-gara kamu kita terperangkap di sini. Cepat bangun! Bawa aku keluar dari sini!" Tubuh gadis di dalamnya tidak terusik. Junjie meninju-ninju menggunakan tenaga dalam, akan tetapi bunga tersebut bergeming. Ia jadi kelelahan sendiri. Ia berjongkok dongkol. "Sepertinya dia harus online agar bunga ini bereaksi. Dasar perempuan merepotkan! Kenapa dia tidak online? Apa dia sudah bosan hidup? Awas! Akan kuberitahu CEO Koh kau tidak disiplin. Aaarrgghh!" Han Junjie jadi kesal sendiri. Ia keluar dari game, melepaskan helmnya lalu bergegas mengambil ponsel. Ia chat Manajer He. [Ada anak trainee yang tidak online. Cepat kau cari dia!] Manajer He keheranan membalasnya. [Kenapa kau mengurusi para trainee? Junjie, kau aneh sekali. Tumben kau peduli.] [Karena ada satu orang yang kemarin main bersamaku malah membuatku terperangkap di tempat asing. Cepat cari dia! Aku tidak mau berlama-lama di tempat itu.] [Baiklah. Siapa namanya?] Junjie terdiam gamang. Namanya? Ia tidak menanyakannya. Ia membalas lagi. [Aku tidak tahu. Kau pikir aku peduli?] [Kalau begitu, nama personanya siapa? Akan kucoba tanyakan pada manajemen.] [XLili.] [Baik. Tunggu sebentar.] Sementara menunggu, Junjie memeriksa dashboard ranking pemain terkini. Lagi-lagi, top player adalah Kaisar Wei atau Wei Xiaoli dari Imperial Agency. Terpampang foto besar Kaisar Wei beserta rincian jumlah harta, pengikut, dan selirnya. Sponsor untuknya bertambah banyak. Bahkan mereka akan menggelar jumpa pers untuk membahas keberhasilan Wei Xiaoli serta Imperial Agency membina idol gamers mereka. Hal itu membuat Han Junjie sakit mata. "Cih!" Ia membuang muka lalu meninggalkan kamar game. Junjie ke kamar gym melakukan olah badan untuk meredam emosinya. Cukup lama ia latihan hingga badan mandi keringat sampai kemudian pesan masuk dari manajernya. Manajer He mengiriminya file CV gadis bernama Wang Kaili. Dari fotonya, Junjie jadi tahu dia gadis dalam game itu. Jadi, namanya Wang Kaili. Tapi, apa pentingnya memberikan seluruh informasi gadis ini padaku? Junjie ingin mengirim pesan omelan pada Manajer He, akan tetapi jadi tercenung melihat watermark 'Drop Out' di halaman CV Wang Kaili. Pesan lanjutan masuk dari Manajer He. [Dia dikeluarkan agensi. Baru saja hari ini tadi.] Junjie berdecak sebal. [Kalau begitu, bisakah seseorang online pakai akunnya? Aku butuh XLili segera online.] [Entahlah. Kau tahu sistem game The 7 melekat pada DNA pemainnya. Tidak bisa mengambil alih akunnya begitu saja.] [Lakukan sesuatu. Pasti ada caranya mengatasi hal ini.] [Besok kita temui tutor game itu. Mungkin ia tahu suatu cara.] [Besok? Kau akan membuatku tidak bisa istirahat kalau begini. Aku ingin masalah ini diatasi malam ini juga atau aku tidak bisa tidur nyenyak!] Di rumahnya, Manajer He sedang menepuk jidat. "Dasar pemuda tak sabaran! Memangnya semudah itu menyuruh-nyuruh orang? Dia pikir dia kaisar sungguhan? Hiiih. Bisa-bisa semua orang dihukum penggal kalau Junjie jadi kaisar. Dasar Junjie berengsek! Bagus kau tidak bisa bersuara. Semoga untuk waktu yang lama!" Namun, balasan yang dikirim Manajer He sangat bertolak belakang dengan ucapannya. [Baiklah. Akan kuusahakan.] Malam itu juga, Yuan Mo, tutor game datang ke apartemen Han Junjie bersama Manajer He. Yuan Mo ternyata masih muda, seumuran Junjie, sekitar 26-27 tahunan. Junjie jadi kagok karena akan diajar oleh orang seusianya. "Aku Yuan Mo yang akan jadi tutormu," kata pemuda itu dengan suara datar tanpa intonasi seolah malas bicara. Ia pun terlihat malas menatap Han Junjie. Pikirannya masa bodoh dengan pemuda itu. Yuan Mo terlalu menguasai game sehingga tidak ada lagi game yang menarik untuk dimainkan. Ia bersedia menjadi tutor Han Junjie karena bayarannya mahal. "Manajer He bilang kau kehilangan suaramu. Itu hal bagus buatku, jadi kau tidak perlu repot-repot protes atau bertanya apa pun. Cukup dengarkan apa yang kukatakan." Han Junjie meringis mendengarnya. Yuan Mo mungkin tidak kenal siapa dia jadi bisa berucap sekasar itu padanya. Manajer He jadi gugup, khawatir kalau Junjie dan Yuan Mo nantinya malah bertengkar. Buru-buru ia mengarahkan Yuan Mo ke ruang game. "Mari, di sebelah sini, Master Mo. Mesinnya ada di dalam kamar itu." Yuan Mo berjalan lebih dulu. Manajer He ingin mengiringi, tetapi Junjie menariknya. Pemuda itu berbisik geram. "Kenapa kau membawa tutor semacam ini? Kau lihat sikapnya padaku? Apa ia tidak tahu siapa aku?" "Tahan emosimu. Ingat, kau yang meminta malam ini juga ia datang. Yuan Mo sedang ada acara makan malam, terpaksa ditinggalkannya demi kamu. Mungkin ia juga sedang kesal karena itu. Cobalah bersabar atau masalahmu tidak akan selesai!" Han Junjie melepaskan Manajer He. Pria itu segera menyusul Yuan Mo masuk ke kamar game. Ia mengiringi dengan muka cemberut. Yuan Mo mengeluarkan alatnya yaitu helm VR dan sarung tangan VR yang dikoneksikan dengan mesin Han Junjie. Mereka memasang alat masing-masing. Yuan Mo berujar pada idol itu. "Aku akan berada di tempat yang sama denganmu, aku melihat apa yang kau lihat tetapi interaksiku terbatas. Kau hanya bisa mendengar suaraku, selebihnya, semua tergantung keputusanmu." Mereka pun log in ke dalam game The 7. Han Junjie kembali berada di tempat terakhir ia keluar. "Jadi, ini kuil Dewi Hu Lu," gumam Yuan Mo. "Itu yang dikatakan sistem," sahut Junjie. Kemudian Yuan Mo diam sejenak, mengobservasi tanaman labu dan bunga raksasa yang mengandung sesuatu di dalamnya. Han Junjie berkata lagi, "Kau sepertinya familier dengan tempat ini. Katakan padaku, bagaimana caranya aku keluar dari sini!" "Bukan familier, tetapi aku tahu ada tempat rahasia ini walaupun aku belum pernah ke sini. Di Negeri Maple aku menemukan sebuah kitab yang menceritakan soal kuil yang hilang, yaitu Kuil Labu atau Kuil Dewi Hu Lu. Dikatakan jika hari pernikahan Kaisar, wanita pilihannya dibawa ke kuil itu untuk mendapatkan berkat dari Dewi Hu Lu, maka dia akan memberkahi pernikahan kalian dengan jurus sakti. Aku tidak tahu tepatnya seperti apa, tetapi karena tidak sembarang pasangan bisa menemukan tempat ini, aku rasa jurus sakti yang dimaksud memang sesuatu yang sakti, apa pun itu." Yuan Mo melanjutkan, "Beberapa orang yang pernah ke sini mengatakan tidak ada apa pun yang terjadi pada mereka. Hanya gua biasa dan menemukan bebatuan material serta harta karun yang cukup banyak, tetapi itu saja. Tidak pernah ada yang menyebutkan soal bunga raksasa ini. Jadi, apakah gadis di dalam bunga ini istrimu? Wanita yang kau nikahi?" "Secara harfiah memang demikian," jawab Junjie. "Apa kalian melakukan seremonial tertentu sebelum ke tempat ini?" Junjie agak enggan menjelaskan. "Bukan seremonial, kami terlibat perkelahian yang cukup mencengangkan sampai aku pikir Dewa Dewi mungkin mengutuk pernikahan kami." "Seperti apa?" "Seperti ... dia nyaris membakar wajahku lalu kami nyaris tenggelam di sungai dan tiba-tiba ada hujan badai sampai tanah longsor, sambaran petir ... Kami benar-benar terbakar. Aku tidak tahu bagaimana bisa kami masih hidup setelah itu. Kemudian aku bangun dan menemukan semuanya seperti ini, sedangkan dia tidur dalam bunga labu." "Apa kau sadar hal yang sama terjadi padamu?" Han Junjie memeriksa badannya sendiri dan tidak menemukan atau merasakan hal yang aneh kecuali ia sedang telanjang bulat. "Benarkah?" tanyanya keheranan. "Sepertinya kau tidak pernah memperhatikan detail dan suka menyepelekan informasi kecil atau pembicaraan pada NPC." "Itu karena aku tidak melihat ada kepentingannya melakukan hal-hal seperti itu. Buang-buang waktu. Yang kubutuhkan adalah membunuh dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya agar levelku cepat naik." "Hehh, permainan MMORPG tidak bisa seperti itu, Bung! Pantas saja reputasimu terpuruk. Bagaimana kau bisa sampai menjadi Kaisar dengan kemampuan seperti ini?" "Aku membayar orang-orang agar memilihku. Aku beri mereka 100 koin emas per orang. Aku punya banyak uang. Aku bisa membeli peti berisi 10 juta koin emas." Yuan Mo mendesah panjang. "Astaga...." "Sama seperti perusahaanku, mereka melakukan bakar uang dulu di awal agar terlihat wah dan setelah mendapatkan atensi publik, keuntungan datang dengan sendirinya." "Tapi kau tidak bisa terus-terusan begitu dalam game. Kau akan terus kalah terhadap pemain organik yang benar-benar ingin membangun karier mereka dalam game." Han Junjie diam dengan bola mata mendelik ke atas. Ia kesal diceramahi. "Berada di kuil ini dan menemukan pasanganmu sedang dalam metamorfosis adalah kesempatan langka. Ini mungkin hal ajaib satu-satunya yang akan terjadi padamu, jadi kau harus memanfaatkannya sebaik-baiknya. Ini bisa jadi jalan yang akan membawamu ke puncak pemegang kekuasaan di The 7." Mendengarnya, Han Junjie terpana. "Benarkah?" "Ya. Kau hanya perlu ratu yang tepat, karena di puncak pertarungan nanti, jika ratumu kalah sakti, kau dan seluruh kekaisaranmu akan binasa. Aku lihat gadis ini tipe penyembuh. Jika levelnya cukup tinggi, perannya sangat penting menjaga hidup kaisar dan prajuritnya dalam pertempuran besar." Han Junjie mendekati bunga raksasa itu dan menyentuhnya dengan sapuan lembut. "Jadi, perempuan di dalam sini adalah ratuku? Tapi tingkahnya sangat menyebalkan. Menurutmu, apa ia mau bekerjasama denganku?" "Tidak sepenuhnya karena dia. Tergantung bagaimana kau memainkan personamu. Kalau kau aslinya payah, punya ratu sesakti apa pun, kau tetap saja payah." "Ya, ya, aku mengerti, tidak perlu kau ungkit seberapa payah aku. Katakan langkah berikutnya saja, apa yang harus kulakukan pada gadis ini?" "Menyempurnakan pernikahan kalian," jawab Yuan Mo, seolah sesuatu yang gampang dilakukan. Namun, bagi Han Junjie tidak semudah itu. Ia menelan ludah kegugupannya. "Menyempurnakan bagaimana?" "Melakukan hal yang dilakukan pasangan menikah biasanya. Bersanggama." Han Junjie menepuk wajahnya sendiri. Selama ini tidak ada perempuan yang mengetahui wajah asli Grizz atau Kaisar Han karena topeng kepala beruangnya. Ia bisa melakukan itu tanpa beban dan tidak ada rasa keterikatan karena gadis-gadis itu akan langsung dibunuhnya. Tetapi kali ini ... Ia akan melakukannya sebagai Han Junjie. Mau ditaruh di mana mukanya yang sudah terkenal sebagai artis tak tersentuh, suami tsundere para fans yang tidak akan rela jika tahu ia menikahi seseorang bahkan walaupun hanya di dunia maya. Han Junjie melirik ke bunga raksasa yang berdenyut-denyut siap mengembang. Ia meringis. Sialan! Perempuan ini bakal besar kepala jika aku menjadikannya ratu. Bah, dia bakalan mengolok-olokku habis-habisan! Namun, tiba-tiba tercetus ide dalam kepala Han Junjie. Bukankah dia dikelurkan dari agensi? Berarti dia kehilangan uang deposit milik ayahnya. Aha! Han Junjie menyeringai. Akhirnya, uang akan berbicara. Ia keluar dari game dan langsung berujar pada manajernya. "Cari di mana Wang Kaili berada! Katakan, jika ia ingin kembali ke agensi, aku bisa melakukan itu untuknya, tetapi dengan satu syarat. Ia harus mematuhi apa pun keinginanku. Huahahaha...." Han Junjie tertawa laksana pria paling jahat di muka bumi yang membuat Manajer He mendengkus jenuh. "Hehh, kenapa lagi orang ini? Agaknya otaknya sudah rusak karena kebanyakan main game. Ck ck ck. Sayang sekali. Masih muda padahal." *** Bersambung.... Next, pencarian menemukan Wang Kaili. Apakah Wang Kaili bersedia menjual jiwanya pada Han Junjie? Jawabannya hanya di next episode!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN