Part 16

1083 Kata

Setelah terbiasa dengan obsesi Kirana pada makanan homemade, Dinar yang tiap ke mall hanya mampir ke kafe doang, sekarang mulai mampir ke supermarketnya. Karena titipan istri tercinta selalu masuk ke pesan ponsel, dan pastinya tak boleh lupa dibelikan. Jadi beginilah nasib Dinar sekarang, berdiri di depan deretan bumbu dengan tampang b**o. Baginya semua terlihat sama, tapi bagi Kirana jenisnya berbeda-beda. Malah label harga dan keterangan nama barang acak-acakan. “Dinar, ngapain di sini?” Dinar berbalik, mengusap punggungnya yang baru saja dipukul keras-keras oleh orang yang menyapanya. Dan kemudian, dia mengecutkan bibirnya merajuk. Rupanya itu Rere, teman masa kecil kurang ajar yang bahkan tak datang ke pesta pernikahannya. “Kita nggak kenal, nggak usah sok akrab.” Dinar bersedekap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN