Dinar begitu tak bersemangat, tapi masih niat banget mengganggu Elard. Setiap jam istirahat, dia menempeli Elard, pasang wajah susah biar ditanya kenapa. Elard peka sih, tapi dia tak mau mengurus Dinar. Tahulah, masalah Dinar suka nggak penting sekali. Mereka duduk di bangku taman yang sama, ditemani oleh suara anak-anak yang tengah bermain di halaman belakang rumah sakit. Kebanyakan dari mereka adalah pasien Dinar, jadi selalu ada anak kecil yang lari kepada mereka, mengganggu sebentar, lalu lari lagi bermain dengan temannya. “Dok, main yuk!” “Om Dinar, sini sama aku!” Dinar abaikan mereka. Masih sibuk jadi patung pajangan, sambil mencuri pandang pada Elard. Lama kelamaan, Elard risih juga. Tingkah Dinar mirip dengan anak gadis yang sedang mengawasi gebetan tercinta. “Mau tanya sesu