Bab 45. Nasib Buruk Pada Garis Tangan

1330 Kata

Senin pagi. Arsenio sudah bersiap akan pergi ke sekolah. Namun sesungguhnya, Arsenio belum berhenti memikirkan perilaku orang tuanya yang sebenarnya. Arsenio menjadi saksi kepalsuan cinta antara Ayah dan ibunya yang ditunjukkan padanya saat sarapan. Ibunya Luna menunjukkan beberapa perhatian ke Alex dengan melayaninya. Tetapi Alex tidak pernah memperlakukannya dengan baik. Bahkan Alex seperti tidak sudi menyentuh Luna. "Arsen, kamu mau toping apa, Sayang?" Luna menyela Arsenio yang melamun menatap datar pada pancake di depannya. Arsenio tersentak, lalu memproses pertanyaan dari ekspresi ibunya selama satu menit sebelum menggelengkan kepalanya. Sedangkan Luna jadi mengernyit menatap Arsenio. "Kamu gak apa-apa, Sayang? kamu sakit ya?" Luna lalu mendekat dengan cemas. Arsenio terus menggele

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN