“Setelah akuisisi selesai, kita akan merayakan kesuksesan ini, Lex. Aku akan traktir kamu dengan harga yang pantas, bagaimana?” ujar Bram menyeringai lebar pada Alex yang sedang menikmati kopinya. Alex hanya tersenyum sekedarnya saja. “Tapi kamu harus ingat, Bram. Membeli bukan hanya soal kepuasan tapi juga tanggung jawab.” Bram membalas dengan mencebik seolah meremehkan. “Ah, gampang. Anggap saja seperti kita membeli pakaian. Kalau sudah bosan tinggal buang.” Alex memudarkan senyumannya perlahan pada sikap Bram yang angkuh. Lama kelamaan Alex bisa melihat sikap asli Bram yang sesungguhnya. Bagaimana Fianora bisa menikah dengan pria bermuka dua seperti Bramastya Yogaswara? Pada saat yang sama, Arsenio tengah terjebak di belakang sofa belakang untuk waktu yang cukup lama. Kedua kakinya