Wajah lesu, hidung memerah dan juga kantong mata menghitam. Abimanyu tergiris ngilu melihat wajah bulan bundanya yang selalu bersinar cantik kini berubah menjadi seperti tidak terurus hanya dalam satu malam saja. Bibirnya sudah gatal ingin bertanya lebih pada Ifa tentang kondisi saat ini, tapi takut jika menyinggung perasaan perempuan paruh baya tersebut. Senyuman masih mengembang sempurna di bibir Ifa, seperti sedang tidak terjadi sesuatu padanya. Abimanyu jadi tidak enak jika bertanya lebih pada Ifa, ia lebih memilih untuk diam dan menunggu cerita dari mamanya tersebut. Tapi sorot mata perempuan itu terlihat sedang tidak baik-baik saja, raga hanya pura-pura tegar. “Nanti kamu habis kuliah langsung pulang kan? Jangan main kemana-mana dulu ya, Nyu. Langsung pulang aja. Mama nanti sendiri