“Papa kamu punya selingkuhan, Nyu,” ucapan mama langsung membuat tubuhku menegang, bahkan bingung bagaimana untuk mengekspresikan perasaanku saat ini. Kabar ini terlalu cepat masuk ke dalam otakku dan terlanjur mengagetkanku untuk dapatku cerna dengan baik. Wajah mama masih sembab sambil menatap layar ponselnya, air matanya sudah mengering bahkan mungkin tak bisa lagi untuk menetes. Kini air mataku ikut membasahi pip, ku rengkuh tubuh wanita yang sudah berjuang mati-matian melahirkan diriku dan sudah mau merawatku sampai aku sebesar ini. Baru ku sadari selama ini mama menelan pil pahit kehidupan sendirian, beliau tidak ingin membuatku ikut masuk ke dalam masalah tersebut. Tapi kali ini, aku sudah cukup besar untuk menjadi pelindungnya. Tak akan ku biarkan siapa pun menyakiti mamaku, sekal