Willy baru saja pulang dari sekolah, memasuki rumah mewah setelah memarkirkan mobilnya.
"Ma... Mama... " Panggilnya pada ibunya yang bernama Sekar Arum.
"Eh anak mama sudah pulang,bagaimana sekolahnya hari ini? "
"Seperti biasa ma, lancar." Memindai penampilan ibunya Willy menautkan kedua alisnya, "Mama mau ke mana?"
"Mau ke rumah eyangmu."
Willy langsung terlihat khawatir,
" Sendiri? " Tanyanya.
"Tidak, ini lagi nunggu papa. "
Willy langsung bernafas lega mendengarnya, "Syukurlah, ingat ma, jangan pernah lagi mama ke sana sendiri. Willy tidak mau mama sampai.."
"Ssstttt... Sudah sayang, mama tidak apa,sudah kamu makan sana. "
Willy mengangguk, " Sekalian Willy izin ya ma, mau ke rumah Esha, dia lagi sakit. "
Sekar tersenyum tipis lalu menganggukan kepalanya.
Memasuki kamarnya setelah makan, Willy merebahkan tubuhnya di ranjang kingsize miliknya,matanya menerawang membayangkan impiannya.
"Tinggal 6 bulan lagi ujian. " Gumamnya.
"Lebih baik aku mandi, terus ke rumah Esha. "
Willy memang sangat menyukai Esha, dia juga setia selama ini meski banyak gadis yang mengaguminya tapi hatinya hanya untuk Esha seorang.
Bahkan Willy sudah merancang masa depannya bersama Esha, dia juga belajar dengan giat agar kelak dia bisa memberikan kehidupan yang layak untuk kekasihnya itu.
Ya Willy menjalani hubungan yang serius dengan Esha, dia juga ingin meminang Esha untuk jadi istrinya kelak. Meski ayahnya Pandu Pradana adalah pengusaha sukses tak membuat Willy menjadi pribadi yang santai. Dia belajar dengan giat karena kelak dialah yang akan mewarisi perusahaan Pradana Corp milik ayahnya.Sebuah perusahaan di bidang retail yang mencangkup beberapa wilayah hampir tersebar di seluruh negeri. Pradana Corp juga memproduksi minyak sawit yang di ekspor ke luar negeri juga memiliki beberapa wahana bermain di beberapa kota besar di tanah air.
Setelah selesai mandi dan memakai pakaiannya dengan rapi,Willy bersiap untuk pergi ke rumah Esha kekasihnya.
"Sore gini biasanya macet, aku pakai motor saja. " Ujarnya memilih mengendarai motor sport hitam metalik miliknya.
Willy mengendarai motornya dengan santai sambil menikmati angin sore hari ini. Hingga matanya memicing melihat seseorang berdiri di halte tak jauh di depannya.
Menghentikan motornya tepat di depan seseorang itu, Willy segera melepaskan helmnya.
"Diana? " Panggil Willy pada seorang gadis dengan dress bunga-bunga cerah selututnya.
"Willy, kamu mau kemana? "
"Kamu yang mau kemana? Kenapa berdiri di halte,mana mobilmu? "
"Aku baru pulang les, mobilku mogok tadi baru di derek,dari tadi nunggu taksi tapi belum ada yang mau berhenti. "
Willy sedikit terkekeh karena gadis itu terus berbicara," Ikut yok! " Ajaknya pada gadis berambut sebahu di depannya.
"Aku mau ke rumah Esha. Dia lagi sakit."
"Sakit apa? Owh aku tahu pasti datang bulan kan? "
Willy mengangguk seraya memberi satu helm yang memang salalu dia bawa untuk saat seperti ini. Terutama untuk sang kekasih.
"Iya, biasa." Melirik Diana yang terlihat ragu untuk naik karena dressnya pasti akan sedikit tersingkap."
Willy segera melepas jaketnya dan memberikannya pada Diana," Nih pakai ini."
"Eh, terimakasih Will.. "
"Ya udah si, buruan naik. "
Diana mengangguk lalu melingkarkan jaket Varsity itu di pinggangnya.berpegangan pada bahu Willy,Diana menaiki motor Sport yang terlihat begitu tinggi bagi Diana.
" Sudah kan? Pegangan. "
"I.. Iya.. " Ujar Diana gugup.
..................
Willy dan Diana baru saja sampai di rumah sederhana orang tua Esha,tepat saat adik Esha yang bernama Denias baru saja pulang dari lapangan setelah bermain bola.
"Wah ada bang Willy, mau cari kak Esha ya?" Denias melirik ke arah gadis yang datang bersama pacar kakaknya," Kak Diana sepertinya sudah lama tidak kemari? Apa kabar kak? "
"Baik Den, Kakak sekarang sibuk les, sudah hampir ujian jadi kakak harus belajar, kak Diana kan tidak sepintar kakakmu. "
"Lho kenapa tidak di suruh masuk tamunya Den, malah di ajak Ngobrol di depan pagar. "
"Iya bun, ini juga mau di ajak masuk." melirik ke arah dua teman kakaknya, "Ayo kak masuk?" Ajak Denias pada ke dua teman kakaknya.
Willy dan Diana langsung duduk di kursi yang ada di teras.
"Duduk dulu ya, Esha sedang mandi. "
"Iya bun, terimakasih. Oh ya bun, ini tadi Willy beli martabak untuk adik-adik. "
"Wah nak Willy,terimakasih jadi merepotkan."
"Tidak sama sekali bun. "
"Ya sudah bunda tinggal ke dalam dulu ya. "
"Iya bun... " Ucap Willy dan Diana bersama.
Diana Astarina Wijaya adalah sahabat Willy dan Esha. Lebih tepatnya Diana dan Willy lebih dulu berteman. Mereka berdua berteman sejak menginjak bangku sekolah dasar. Terlebih kedua orang tuanya juga sudah saling mengenal sebelumnya.Diana sempat satu kelas dan duduk bersama dengan Esha saat kelas 1 dan 2,hanya di kelas 3 mereka berpisah kelas di mana Diana sekelas dengan Willy. Sementara Esha dan Willy hanya sekelas dengan Esha saat di kelas 1 saja.
Tak lama kemudian Esha datang dengan membawa 2 cangkir teh manis hangat dan segelas air putih untuk dirinya. Esha tak suka teh manis atau minuman lainnya, dia selalu meminum air putih di manapun.
"Terimakasih Yang..." Ucap Willy membuat pipi Esha bersemu karena malu. Jangan lupakan di sana juga ada Diana yang langsung memalingkan wajahnya merasa tak enak karena berada di antara 2 sejoli itu.
"Malu Will, ada Diana juga. " Protes Esha.
Willy melirik Diana, " Kamu kenapa Di? Kok merah mukanya. "
"Apaan... "
"Sudah, silahkan di minum. "
Terdengar suara motor memasuki halaman rumah Esha. Di sana di lihat laki-laki paruh baya dengan kemeja coklat dan berkacamata tengah menghentikan motor bebeknya di samping motor sport milik Willy. Laki-laki itu pun melepas helm yang menutup kepalanya.
Esha langsung berdiri menyambut kepulangan sang Ayah. Begitu juga dengan Willy dan Diana.
"Sore ayah.. " Sapa Esha menyambut tangan Ayahnya dan mencium punggung tangannya. Begitu pula yang di lakukan Willy dan Diana.
"Wah ada teman-teman Esha ya,sudah lama kalian? "
"Baru saja om.. "
"Ya sudah kalian lanjutkan om masuk dulu.. "
"Iya om, terimakasih."
Setelah kepergian sang ayah yang masuk ke dalam rumah, Esha melanjutkan berbincang dengan Willy dan juga Diana.
..................
Perkenalkan
Namaku Willy Pradana.
Aku merupakan anak tunggal dari sepasang suami istri bernama Pandu Pradana dan Sekar Arum.
Ayahku seorang pengusaha yang cukup sukses di dalam negeri, ibuku seorang ibu rumah tangga, dulu katanya ibu adalah sekretaris ayah di kantor dan dari sana kisah cinta mereka bersemi hingga sekarang.
Aku sangat mengagumi keharmonisan rumah tangga papa dan mama, begitu biasa aku memanggil kedua orang tuaku.
Ah ya karena itu aku juga sudah merancang masa depanku bersama Esha kekasihku. Rencananya nanti setelah lulus aku akan kuliah mengambil Bisnis Management,
sedangkan Esha mengambil ilmu komunikasi dan sekretaris.
Meski kami terpaksa kuliah di tempat berbeda itu tak jadi masalah karena tujuan kami sama. Kelak Esha yang akan jadi sekretarisku.
Sejauh ini hubunganku dengan Esha berjalan lancar, kedua orang tuaku dan orang tua Esha tak pernah mengeluh mengenai hubungan kami.
Esha, gadis idamanku, gadis pilihanku, dia yang akan menjadi pendampingku kelak.
Inilah kisahku, kisah tentang perahu cinta yang ku rakit dan ku dayung bersama kekasihku dengan satu tujuan kami bersama menuju pulau di mana kami akan hidup bahagia bersama.