Sarapan

1219 Kata
Esha hanya bisa menelan ludahnya, ia tak kuasa untuk menikmati mie instan buatannya.Di depannya ada seorang pria yang tampak begitu lahap memakan mie instan miliknya. "Slurrpppp.... " Arjuna begitu menikmati mie buatan sekretarisnya. Lalu melirik Manda yang hanya menatapnya, "Kenapa tidak makan?" Tanya Arjuna. Esha menggeleng, "Bapak lahap sekali." "Kenapa? Aneh? " Tanya Arjuna lalu melirik mie di mangkuk Amanda,"Kamu tidak makan? Buatku saja sini. " Esha menggeleng seraya memundurkan mangkuk mie miliknya, "Kalau ini untuk bapak saya makan apa? Saya juga lapar. " "Ya sudah kalau begitu cepat makan,kalau dingin tidak akan enak nanti." Esha mengangguk lalu segera menyantap mie miliknya sambil sesekali melirik pada bosnya itu. "Ah... nikmatnya. " Gumam Arjuna saat ia baru saja menghabiskan mie di mangkuknya. "Apa senikmat itu pak?"Tanya Esha heran. Arjuna nampak mengerutkan keningnya lalu mengangguk,"Bagi yang tak pernah kelaparan pasti menganggap mie instan adalah makanan biasa saja, tapi bagi mereka yang kadang hanya bisa memakan sedikit nasi atau bahkan tak bisa membeli beras, mie instan itu adalah makanan terenak yang bisa ia makan. Dan apa kau tahu jika mie instan adalah makanan penyambung hidup di akhir bulan bagi sebagian orang seperti mahasiswa yang kos, atau...." Ucap Arjuna menggantung menatap Amanda. "Atau orang seperti saya kan pak? " Sambung Esha. Arjuna menghela nafasnya,"Jangan salah paham saya tidak bermaksud merendahkan atau apa padamu,saya juga pernah di posisimu. " Esha mengangguk,ia pernah mendengar dari mba Riana jika bosnya ini di luar negeri sana memulai karirnya dari nol sejak ia kuliah di negeri orang. "Saya tahu pak,tak apa ... lagi pula itu bukan hinaan menurut saya, saya tidak merasa terhina hanya karena memakan mie instan saja, saya tidak melakukan kejahatan atau dosa apapun kan? " Arjuna mengangguk lalu tersenyum tipis seraya mengambil tisu dan mengelap bibirnya setelah ia meminum air. "Baiklah Amanda.".Ucap Arjuna sambil melirik jam di tangannya,"Sudah malam terima kasih makan malam nya. " Arjuna berdiri lalu mengambil kunci mobilnya di atas kasur, "Aku harus pulang,tapi ingat meski kau tadi lembur sampai malam, besok jangan sampai terlambat karena besok akan lebih sibuk untukmu. " Ujar Arjuna sebelum pergi dari kos sekretarisnya. Esha mengangguk dan ikut berdiri untuk mengantar bosnya itu hingga pintu sebelum ia ingat sesuatu. "Tunggu pak. " Cegah Esha membuat Arjuna berbalik dan menatap bingung pada Amanda. Esha tampak mengambil sesuatu dari dalam tas kerjanya lalu segera menghampiri Arjuna dan mengulurkan sesuatu. "Ini.... " Tunjuk Esha pada sebuah kunci di tangannya. "Apa ini?" Tanya Arjuna tak mengerti. "Ini kunci apartemen dari ibu Ros, beliau meminta saya menempatinya agar saya bisa membantunya mengurus anda setiap pagi, dan ini kunci akses apartement anda." Ragu-ragu Arjuna menerima kunci dan kartu akses itu dari tangan Amanda. "Maaf bukannya saya menolak tugas yang ibu Ros berikan tapi saya rasa tidak seharusnya saya bekerja terlalu dalam masuk ke rana pribadi anda. " Arjuna menghela nafasnya, "Baiklah tapi lebih baik kamu simpan saja. " Ujar Arjuna sambil menyerahkan kembali itu pada Amanda, "Siapa tahu ke depan kamu membutuhkannya." Arjuna segera berbalik lagi untuk pulang namun segera pula ia berbalik kembali menatap Amanda,"Lagi pula kau kan bekerja di bawah ibuku maka kau tahu pada siapa kamu menyerahkannya kan. Dan ingat aku tetap tidak suka sekretaris wanita. " Arjuna segera pergi setelah mengatakan itu membuat Esha mengerutkan keningnya. "Dasar aneh..." Gumam Esha sambil menatap Arjuna yang baru masuk ke mobilnya, "Atau jangan-jangan dia gay?" Ujar Esha sambil tersenyum simpul. ... Esha menghembuskan nafasnya lega saat ia baru saja duduk di kursi kerjanya, masih ada waktu sepuluh menit sebelum jam kerjanya di mulai dan 5 menit sebelum bos nya datang. "Untung tadi banyak angkot lewat. " Ucap Esha penuh syukur. Melirik kalender di mejanya. "Lusa ulang tahun Willy..." Gumamnya sendu. Menarik nafasnya panjang lalu membuka ponselnya di mana ada foto dirinya bersama Willy yang ia jadikan wallpaper. "Kamu apa kabar Will? Aku merindukanmu. " Sudah hampir 2 tahun pria itu tak ada kabar, tapi Esha masih saja memikirkannya.Tak ada kata putus di antara keduanya, bahkan setelah malam penolakan lamaran waktu itu tak ada juga kata perpisahan.Bukannya tidak pernah Esha mencoba menghubunginya tapi nomor Willy tak lagi aktif, pesan yang ia kirim sepertinya tak pernah di terima di ponsel pria itu. Kadang Esha mencoba memikirkan jika hubungan mereka sudah berakhir dan ia akan mencoba membuka hati untuk orang lain mungkin,tapi Esha teringat janji di antara mereka,apapun yang terjadi hanya akan ada nama Willy dan Esha di kartu undangan pernikahan mereka. Dan itu yang membuat Esha masih berharap pada pria itu,pria yang sudah sangat baik padanya, begitu menjaganya. BRAKK.... "Apa kamu di gaji untuk melamun? " Seru Arjuna yang sudah berdiri di depan meja sekretarisnya. "Eh... maaf pak. " Ujar Esha menunduk dengan jantung yang masih berdebar karena kaget dengan gebrakan di mejanya tiba-tiba. "Masuk ke ruangan saya. " Titah Arjuna begitu dingin. "Siap pak. " Tanpa menunggu Esha langsung mengekor di belakang Arjuna. Memasuki ruangannya Arjuna langsung meletakan tas kerjanya di mejanya lalu berdiri menumpukan telapak tangannya pada meja, menunduk sambil berkali-kali mengatur nafasnya. Esha menunduk takut,jelas sekali aura kemarahan bosnya. sungguh Esha menyesali dirinya karena memikirkan Willy di saat pagi hari di mana harusnya ia menyiapkan segala sesuatu yang bosnya itu butuhkan. "Dengar Amanda... " Ujar Arjuna menatap tajam sekretarisnya. "Iya pak. " "Pertama,saya tidak suka pada orang yang Bekerja main-main.Saya tidak suka pada orang yang tidak fokus pada pekerjaannya." Menatap Amanda lalu menarik nafasnya dalam saat melihat Amanda sedikit gemetar. "Dan apa yang kamu lakukan tadi?"Melihat ke atas mejanya,"Bahkan minumanku saja belum kamu siapkan." Esha menginggit bibirnya, ia ingat jika 5 menit sebelumnya bosnya datang, Arjuna mau jika sudah ada teh hangat manis di mejanya dengan alasan itu sebagai pengganti sarapan bosnya. "M.. maaf pak, akan saya siapkan." Arjuna menekan perutnya yang mulai kram, ia belum sarapan di tambah rasa kesal karena kembali melihat ada seorang wanita yang duduk di meja sekretarisnya. "Cepat... " Perintah Arjuna sambil mendudukan dirinya di kursi kerjanya. "Astaga.... "Kesal Arjuna sambil menghembuskan nafasnya panjang. Mata Arjuna memicing saat ada sebuah kotak bekal berwarna biru baru saja muncul di atas mejanya.Arjuna langsung mendongak menatap Amanda yang masih berdiri takut di depannya. "Maaf pak, itu kotak bekal yang saya siapkan untuk anda sesuai perintah ibu Ros, meski saya tidak memenuhi perintahnya mengenai apartemen tapi soal membuat sarapan saya tidak keberatan. " Arjuna mengerutkan keningnya menatap Amanda lalu pada kotak bekal di depannya. "Apa isinya? " "Nasi goreng dan telor mata sapi." "Ya sudah cepat ambilkan air putih." Esha mengangguk, sementara Arjuna langsung membuka kotak bekal di depannya. "Hmm... sepertinya enak. " Gumam Arjuna.Tanpa menunggu segera ia santap bekal yang di buatkan oleh Esha hingga tandas tepat saat Esha kembali membawa sebotol air mineral untuk Arjuna. "Cepat sekali? "Lirih Esha, ah ya Esha lupa jika Arjuna termasuk pemakan yang cepat,"Ini pak minumnya. " "Ah ya... terima kasih." Segera Arjuna meminum air mineral dari Amanda. "Oh ya Manda." Ujar Arjuna sambil mengambil dompet dari saku celananya dan mengambil sesuatu dari dalam dompetnya. "Ini... " Arjuna meletakan sebuah kartu debet di depan sekretarisnya, "Itu kartu debet,isinya ada 50 jt kalau tidak salah." "Maksud bapak? " Tanya Esha tak mengerti. "Saya tidak suka berhutang, Itu untuk membayar semua sarapan saya dan kebutuhan saya ke depan, bulan depan saya transfer lagi." "Tidak usah pak. " Ucap Esha sambil mendorong kartu itu kembali pada pemiliknya. "Saya tidak suka berhutang Manda,apa lagi hutang makanan. " "Tapi pak..." "Saya tidak terima penolakan Amanda..." . . myAmymy
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN