Part 32

1220 Kata

Dua hari telah berlalu sejak pulang dari pendakian, Dirga bagai kehilangan semangat hidup. Tak ada yang ingin dilakukannya kecuali rebahan, bermalas-malasan, dan termenung menatap langit. Bahkan ia tak lagi merasa lapar, jika bukan karena Adit yang terus memaksanya makan, mungkin perutnya akan kosong. Natasya sedang tidak di rumah, saat Anak-anaknya pergi mendaki, ia juga pergi bersama teman-teman arisannya traveling ke luar negri. Lihatlah di sana, di atas tempat tidur itu. Dirga masih saja enggan beranjak. Wajahnya pucat, bibirnya kering, dan matanya sayu. Bulatan hitam melingkari matanya, seperti orang kurang tidur. Sejak pulang dari pendakian, Dirga memang belum tidur, matanya terpejam tapi tidak tidur. Bayangan Tiyas kecil dan besar, terus menghantuinya silih berganti. Dan, itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN