Dirga terjebak dalam dilema. Entah apa yang dirasakannya. Mulutnya tak lagi ketus pada Andini. Genggaman gadis itu menyalurkan hawa hangat ke jiwanya, menjalar ke setiap sendi. Dirga berpaling, enggan menatap Andini. Ia tidak ingin menikmati kehangatan itu. Ia sadar, harapannya mendapatkan Tiyas semakin tipis. Tapi bukan berarti, ia mau menerima Andini begitu saja. Masih ada Syaqilla di seberang sana, menantinya dengan setia. Berbeda dengan Andini, gadis berambut coklat itu, menikmati rasa indah yang menjalar ke relung hatinya. Bibirnya tersenyum pada dedauan yang menari ditiup angin. Andini bertumpu pada Dirga, meringankan langkahnya yang berjalan menuruni lereng gunung. Setelah berjalan berkilo meter, akhirnya sampai juga di kaki gunung, tempat mereka menitipkan mobil. Mereka t