Part 14

1133 Kata

“Siapa yang kamu panggil, Pak?!” Adit terlihat kesal karena Tiyas terus memanggilnya 'pak'. Tiyas diam tidak tahu harus jawab apa, hanya jemarinya yang saling meremas. Tanpa menjawab ia pura-pura merapikan jilbab yang memang sedikit berantakan. “Kamu mau shalat?” tanya Adit lagi. Tiyas mengangguk. Adit segera turun dari mobil, Tiyas pun ikut turun. Kali ini, Adit terlambat membuka pintu kabin Tiyas. Selesai shalat, perjalanan dilanjutkan. Tepat pukul tujuh, mereka sampai ke rumah duka, keduanya tidak lama berada di sana. Setelah menyapa orang tua Anesya keduanya pamit. “Sudah sampe Bogor, nanggung kalau pulang sekarang, mumpung masih pagi, kita ke atas, yuk? Bermain paralayang, berani?” tantang Adit melirik. Tiyas Diam sejenak, bukan dia tidak berani menerima tantangan Adit,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN