Nasi dan Garam

1488 Kata

Adel menyelidik mata Ben, ia pandangi lekat-lekat pria itu. Ia enggan peduli sebenarnya, juga enggan percaya. Tapi tatapan penuh iba pria itu membuat Adel agak salah tingkah. Belum lagi dengan kenyataan wajah Ben yang terlihat sedikit berantakan. Membuat kesan maskulin pria itu menjadi samar, malah terkesan lemah di mata Adel. “Del, aku pengen ngelus perut kamu.” Bahkan suaranya pun, bisa-bisanya pria itu merengek pada Adel bak anak kecil. Aneh, sangat aneh malahan. Karena biasanya pria itu justru menampilkan kesan dan sikapnya yang dewasa. Bahkan tak jarang menunjukkan sikap posesif dan menuntut. Lalu saat ini seolah-seolah tak berdaya. “Del, aku keringet dingin nih, aku pusing.” Ben sampai memegang kepalanya, lalu memijat perlahan di bagian pelipisnya. “Boleh, ya?” “Tapi cuma ngelus,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN