Nathan menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu mengembuskannya dengan gusar. Saat ini dia sedang duduk di tepi ranjang dan hanya mengenakan sehelai handuk yang membelit pinggangnya. Tetesan air masih menetes pelan dari rambut dan wajahnya. Nathan baru saja selesai mandi. Tatapannya tertuju pada pintu kamar mandi yang sedikit terbuka. Suara gemericik air terdengar jelas. Sesekali dia bahkan bisa melihat sosok Samanta yang berdiri di bawah pancuran air yang mengaliri tubuh indahnya. “Hah... bagaimana bisa aku melepaskan perempuan sesempurna itu.” Nathan menatap setiap lekuk tubuh bagian belakang Samanta. Nathan tersenyum tipis sambil menggigit bibirnya sendiri. Tatapan matanya berubah liar. Padahal tadi dia sudah melakukannya tiga kali berturut-turut tanpa jeda. Nathan pun menggeleng pelan d