Pagi ini Hana bangun sedikit terlambat. Dia segera mandi dengan buru-buru dan bersiap ala kadarnya. Waktu sudah menunjukkal pukul setengah sembilan pagi. Sedangkan mbak Hana memintanya untuk sudah berada di kantor agensi jam sembilan tepat. Hana menatap pakaiannya yang berjejer di dalam lemari, lalu mengambil sebuah kemeja kotak-kotak yang terlihat usang. Dia memadukan pakaiannya itu dengan celana jeans longgar berwarna biru pudar. Sekilas penampilan Hana terlihat seperti orang-orang di jaman 80 an. Karena tidak ada lagi waktu Hana bahkan tidak mengeringkan rambutnya terlebih dahulu. Dia hanya menyisirnya sebentar, kemudian mengikatnya membentuk bundelan tak beraturan. “Ah... bagaimana bisa aku telat di hari pertama,” desisnya sambil memasang sepatu. Hana segera berlari turun ke lantai b