Tik. Tik. Tik. Hana bisa mendengar suara detak jam dinding dengan jelas. Waktu sudah menunjukkal pukul 01.00 dini hari, namun matanya belum juga bisa terlelap. Hana menerawang menatap langit-langit kamar yang temaram karena dia hanya menyalakan sebuah lampu tidur yang berada di sisi kanan tempat tidurnya. Tanpa terasa sudah hampir dua minggu lamanya dia bersembunyi di sini. “Ahh... apa yang harus aku lakukan sekarang?” desis Hana. Hana kembali terbayang atas sikap Eshan padanya. Seketika pipi Hana pun terasa panas saat mengingat kejadian itu. Bayangan wajah Eshan saat mendekatinya masih terbayang jelas ketika dia menutup kelopak mata. Hana semakin gelisah di tempat tidurnya. Hana memang menganggap sosok Eshan layaknya seorang teman. Hana merasa nyaman dengan Eshan. Hana merasa aman