Pukul sebelas malam seorang Langit baru bisa menginjakkan kaki di rumah. Saat pulang tadi, keadaan rumah sudah sangat sepi. Semua lampu telah padam. Kendaraan kedua orangtuanya juga sudah terparkir rapi di garasi. Langit mensyukuri akan hal itu, sebab dia jadi nggak perlu memperkejakan otaknya lagi untuk berpikir mencari alasan yang pas mengapa dia pulang sangat larut malam. Dalam kamar, Langit langsung merebahkan badannya di atas kasur. Lelaki itu bahkan tidak mau repot untuk sekadar membuka sepatunya terlebih dahulu. Langit tidak peduli, Langit sungguh sangat lelah sekarang ini. Seharian penuh Langit tak ada di rumah. Pagi sampai siang dia sibuk di kampus, lalu siangnya lanjut main sama Claudia sampai malam, belum lagi ditambah mengurus sang pacar yang tiba-tiba sakit. Ah, terlalu pada