Setelah memastikan Irisa kembali ke kamar, Allen langsung pergi ke ruang kerjanya. Pria itu menjatuhkan dirinya di atas sofa, berbaring sembari menumpangkan kaki, sedangkan satu tangannya dilipat ke belakang kepala untuk dijadikan bantal. Matanya terpejam selama beberapa saat, lalu sebuah seringai tipis pun terukir di wajahnya. Tak lama setelah itu, terdengar suara ketukan pintu yang seketika membuat perhatian Allen teralihkan. Itu pasti Robert, mengingat dia sempat memanggilnya untuk datang ke ruang kerja karena ada hal yang ingin dia bicarakan dengan sang asisten. “Masuk.” Satu kata dari Allen sontak membuat pintunya terbuka dan menampilkan sang asisten yang tengah berdiri di ambang pintu. Robert menghampiri Allen yang baru saja mengubah posisinya menjadi duduk. Entah apa lagi ya