Suara gamelan berkumandang di gazebo kecil tempat sanggar seni desa Gayam bersemayam. Udara panas membuat beberapa orang penari enggan mengikuti dengan serius. Mereka justru sibuk berkipas dan menghapus peluh disela-sela kegiatan tarinya. Namun, Kimmy yang berdiri didepan, dengan semangat memberikan contoh. Tak dipedulikannya keringat yang membasahi tubuh dan wajahnya. Bahkan Kimmy tak sadar, dengan keringat yang mengkilap membanjiri tubuhnya ... dia justru tampak eksotis. “Satu ... dua ... tiga ... empat. Goyang ke kanan, kakinya agak serong ya. Lalu kibaskan selendang kalian ke belakang. Yak, begitu!” Kimmy memberikan aba-aba, dengan senyum yang selalu terukir di wajah cantiknya. Beberapa penari pria melongo menatap Kimmy, mereka terpesona pada penari