Cara Billy berbicara dan memandang ayah dan kakeknya menunjukkan kesan buruk dan dengan jelas dia sedang merendahkan Rowtag. Jangankan Ash, bahkan Atthy dan Ay membenci tingkah Billy Kutcher di pertemuan pertama mereka.
Keluarga Rowtag masih bisa menahan emosi mereka dan masih dengan sopan mempersilahkan Billy untuk masuk ke dalam rumah mereka dan bicara dengan lebih leluasa dari pada berdiri di halaman rumah.
''Tuan Kutcher, sepertinya ada kesalahpahaman di sini,'' ujar Rowtag dengan hati-hati.
''Apa maksudmu Baron Galina?'' tanya Billy Kutcher, pemimpin dari utusan iringan untuk menjemput Atthy, dengan nada yang cukup tidak nyaman di dengar telinga keluarga Rowtag saat itu.
Rowtag tidak seperti Ash yang mengenyang bangku pendidikan sebuah akademi. Sebelum mendapat gelar sebagai Baron, dia hanya seorang rakyat jelata dengan profesi utamanya adalah seorang pemburu. Rowtag tidak begitu memahami tentang etika hierarki kesopanan para kaum elit dengan orang yang berkedudukan lebih rendah.
''Tuan, kenapa Anda tiba-tiba datang membawa iringan untuk menjemput putri kami?'' tanya Rowtag yang masih berusaha menjaga kesopanannya.
''Tentu saja kami mengikuti perintah Grand Duke Griffith, dia hanya melakukannya sesuai dengan jawaban suratmu yang menyetujui lamaran Tuanku Grand Duke Griffith,'' jawab utusan itu lagi-lagi dengan nada yang tidak bersahabat.
''Maafkan saya tuan, tapi saya rasa ada kesalahpahaman di sini yang harus kita luruskan!'' jawab Rowtag masih berusaha menjaga tata kramanya saat menghadapi Billy.
''Baron, kesalahpahaman yang mana?'' tanya Billy tanpa menunggu Rowtag mengatupkan mulutnya, ''Tidak mungkin jika Grand Duke membuat kesalahan!'' tambah Billy menambahkan tanggapannya dan seperti sebelumnya, selalu saja dengan gelagat yang menjengkelkan, ''Grand Duke sudah melakukan hal yang benar, sesuai dengan jawaban dari suratmu...''
''Ya tapi, surat itu bukan...''
''Kalau begitu sudah jelas,'' sahut Billy menyambar ucapan Rowtag yang belum selesai, ''Maka ini adalah tanggapan dari suratmu.''
Baik Ash atau pun Ay jadi semakin berang dengan kelakuan Billy sebagai kepala utusan. Dia sama sekali tidak menghormati Rowtag.
Semiskin apa pun Rowtag sekarang, dalam hierarki norma masyarakat yang berlaku, Rowtag tetaplah seorang Baron. Bangsawan yang di angkat langsung oleh Raja, sedangkan dia hanya seorang pelayan tanpa gelar apa pun.
''Tapi Tuan,'' ujar Rowtag yang masih berusaha menyanggah ucapan Billy, ''Kurasa kita harus membicarakannya, sampai saat ini kami merasa jika ada kesa...''
Sekali lagi, Rowtag tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena ke tidak sopanan dari pemimpin rombongan yang sejak awal sudah menunjukkan arogansinya hanya karena dia adalah orang yang di percayai oleh seorang bangsawan tinggi. Dan, yang lebih membuat keluarga Rowtag kesal, Billy seolah sengaja menunjukkan kekuasaannya dan memandang rendah keluarga Rowtag yang diketahui sudah tidak punya kekuasaan.
''Baron Galina, kami datang dari tempat yang sangat jauh...'' sahut Billy kembali menyela ucapan Rowtag, tapi langsung di potong oleh Ash.
''Tuan Kutcher!'' seru Ash dengan tegas memanggilnya, ''Sudah cukup dengan sikapmu!'' seru Ash lagi, dengan jelas menunjukkan kalau dia memberi peringatan keras, ''Ayahku tetap seorang Baron di sini, jaga bicaramu, kau harus lebih menghormatinya!'' seru Ash melanjutkan, sebagai seorang yang berpendidikan Ash masih berusaha menjaga kalimatnya.
''Ehem... '' Billy membersihkan tenggorokannya setelah terperanjat karena di hardik Ash, ''Baiklah, maafkan saya Baron Galina. Saya masih baru dalam hal ini, saya harap Anda mau mengerti,'' ujar Billy menjawab dan segera memperbaiki sikap tapi jelas terlihat kalau dia tidak tulus, ''Maafkan kelancangan saya Tuan Baron, tapi saya yakin kalian semua juga sudah mengetahuinya, dengan kalian bersikap begini, sama artinya kalian tidak menghormati keputusan yang sudah di ambil oleh Yang mulia Grand Duke Griffith. Kalian telah bersikap tidak hormat pada bangsawan tingkat tinggi, ini adalah sebuah penghinaan... Mengembalikan utusan yang datang, setelah kalian menjawab lamaran yang di kirim Tuanku Grand Duke...''
Billy mulai memperbaiki tata kalimatnya meski masih banyak kesalahan di sana-sini tapi bagi Rowtag dan keluarganya, untuk saat ini, itu sudah cukup dari pada tidak sama sekali setelah sebelumnya Billy berulang kali memotong ucapan Rowtag tanpa berpikir. nyaris di setiap kalimatnya Billy terkesan dengan sengaja menekan keluarga Rowtag dengan membawa nama Gard duke Griffith.
''Tapi Tuan, aku tetap tidak bisa melakukan hal ini!'' seru Rowtag tegas menjawabnya.
''Baron, Anda sadar, jika begini Anda memancing kemarahan Tuanku Grand Duke?!'' seru Billy dengan keangkuhannya hanya karena dia menjadi utusan dari bangsawan tinggi.
Billy hanya seorang pelayan, tapi dengan beraninya dia terus menunjukkan superioritasnya pada keluarga Rowtag. Dia memiliki keberanian hanya karena dia adalah utusan seorang Grand Duke.
Ash berusaha menahan diri dari emosinya yang sejak tadi sudah siap meledak. Begitu pun Ay, beruntung walau dia masih sangat muda dia mampu menahan diri dengan sangat baik.
Rowtag dan Ashton terdiam, mereka sadar kedudukan rendah mereka sebagai bangsawan yang hanya di atas kertas bisa dengan mudah di hancurkan oleh bangsawan tingkat tinggi seperti Grand Duke Griffith yang bahkan Raja tidak akan mencari masalah padanya.
''Tuan, bersabarlah, aku akan membereskan beberapa barangku, segera setelah itu aku akan pergi denganmu!'' sahut Atthy sambil memberi salam padanya kemudian segera beranjak pergi menuju kamarnya.
Rowtag dan Ash meminta Billy untuk duduk dengan sabar dan segera meninggalkannya bersama Aydan, sedangkan mereka berdua mengejar Atthy untuk berbicara dengannya.
**
''Atthy!'' seru Ash memanggilny dengan wajah cemas.
''Ayah...''
''Atthy jangan lakukan ini nak, kita akan berusaha mencari jalan keluar!'' seru Rowtag berusaha menahan Atthy yang telah mantap dengan keputusannya.
''Kek,'' panggil Atthy lembut, dia berusaha merayu ayah dan kakeknya agar tidak emosi, ''Benar apa yang di katakannya. Utusan sudah terlanjur tiba, dengan kedudukan yang kita miliki, kita tidak punya kemampuan untuk menolaknya...''
''Tapi Atthy...'' sahut Ash dengan segera, ''Melihat hal ini, ayah semakin yakin untuk tidak melepaskanmu pada pria sepertinya, ada yang aneh dengan lamaran ini, ini tidak benar Atthy...''
''Ayah, aku mengerti... Tapi, kita sudah tidak bisa menghindarinya lagi, lebih mudah jika kita menghadapinya langsung sekarang,'' jawab Atthy percaya diri.
''Tapi Atthy kau akan sendirian menghadapinya jika begini,'' sahut kakeknya dengan wajah sedih, ''Ah, tidak!'' seru Rowtag tiba-tiba matanya berbinar penuh semangat, ''Aku akan ikut pergi denganmu!''
''Kakek...!'' panggil Atthy dengan nada gemas, ''Tidak dengan keadaan kakek seperti ini!''
Atthy memperingatkan Rowtag karena kondisinya sedang tidak baik sekarang ini. Beberapa hari yang lalu kaki Rowtag tertimpa kereta kuda saat sedang memperbaiki rodanya. Karenanya kaki Rowtag tidak boleh banyak digerakkan dulu untuk sementara apa lagi karena dia sudah tua jadi proses penyembuhan pun berjalan lambat.
''Ayah, ayah yang akan pergi bersamamu!'' sahut Ash dengan segera.
''Ayah... Ay, harus masuk ke pelatihan militer dan itu minggu depan. Jika ayah pergi denganku maka hanya akan ada tiga orang di rumah... Kakek sedang sakit kakinya, bagaimana dengan Gaff dan Dimi?''
''Tapi Atthy...'' sahut Rowtag dan Ash berbarengan.
''Ayah, kakek, kalian yang membesarkan dan mendidikku... Tidak seperti gadis bangsawan lain, aku tidak di besarkan dengan kemewahan melainkan kemandirian. Aku akan menghadapinya, aku pasti bisa... ayah, kakek, percayalah pada ku,'' jawab Atthy dengan penuh senyum, dia berusaha menenangkan dua pria dewasa yang amat di sayanginya, ''Jika situasi di rumah sudah memungkinkan, salah satu dari kalian bisa menyusulku. Tapi, mungkin juga tidak perlu... Mungkin hanya satu atau dua hari aku akan berada di kediaman Grand duke, segera setelah menolak lamaran pernikahannya, aku akan segera kembali.... pulang dan pergi... mungkin satu bulan, kurang lebih.''
''Atthy, maafkan aku, aku bahkan tidak bisa menemanimu,'' ujar Ash dengan ekspresi kecewa, dia sangat menyesali ketidakmampuannya.
''Ayah, kakek, kalian selalu menjagaku, sejak masih di dalam kandungan ibu, jangan begini!... Kita hidup miskin dan kekurangan selama ini, tapi tidak pernah kehilangan harga diri dan kehormatan yang kita miliki... Kakek, kakek memang sudah tua tapi di mataku kakek adalah pemburu hebat yang gagah berani... Atthy yang kalian lihat sekarang adalah hasil didikan kalian berdua, Atthaleyah Galina tidak lemah, aku pasti bisa melakukannya, percayalah!... Aku harus pergi ayah, kakek, untuk keluarga kita...'' ujar Atthy dengan tegas dan lembut meyakinkan mereka.