“Masih pagi kak.” “Sialan. Bikin jomblo iri aja.” Donita kesal sekali melihat. Vino hanya cengengesan kepada semua di meja makan. Sumpah dia ketagihan lihat bibir Hanna dan memang vino anaknya gak bisa nahan itu. Vino mengecap bibirnya sendiri. Rasa bibir Hanna, enak, candu. Vino ingin lagi. Hanna yang dicium tiba-tiba hanya diam. Hanna menarik tangan vino untuk duduk di kursinya. “Makan dulu. Mau makan apa?” Tanya Hanna mengalihkan topiknya. “Itu.” Vino menunjukkan beberapa makanan yang ingin dia makan. “Setelah ini gak ke kantor kan Vin. Mau nemenin Hanna feeting baju pengantinnya kan. Harus!” “Iya ma.” Tadinya Vino mau ke kantor dulu, setelah itu mungkin menyusul. Tapi ternyata sudah di maklumat mamanya untuk ikut. Vino jadi ikut saja. Mereka melanjutkan sarapannya. Sampai