Tidak mau memikirkan itu dulu, Amalia Rasyid memutuskan untuk membersihkan diri seadanya, sikat gigi dan cuci muka, kemudian keluar dari kamar mandi. Kedua bahunya melorot lemas.
Sudah tepat dia memesan cokelat batang pada Juno sebelumnya, dia butuh sesuatu untuk memperbaiki moodnya secara instan.
Kini, dia bingung harus bagaimana lagi.
Suasana hatinya masih belum membaik, dan ditambah masa haidnya tidak jelas membuat semuanya makin buruk saja.
Lia berjalan menuju dapur dan memeriksa apakah ada sesuatu di kulkas, tapi hanya beberapa minuman di sana.
“Oh! Tidak buruk juga pakai ini dulu sebelum Juno datang,” gumamnya pada diri sendiri, lalu meraih sekaleng soda dingin dan ditempelkan pada matanya secara bergantian.
Bau menguar tak sedap di udara membuat perut Lia sedikit tidak nyaman,
